Rahpriyanto Alam Surya Putra

Dedikasikan Hidup untuk Bermanfaat pada Masyarakat

Rahpriyanto Alam Surya Putra, S.Sos., merupakan seorang alumni Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) 

Universitas Airlangga (UNAIR) tahun 1991. Selama menempuh studi di UNAIR, pria yang kerap disapa Rahpriyanto itu tidak pernah absen untuk berpartisipasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) setiap tahunnya. Dalam ajang tersebut, dia berhasil meraih Juara 2 Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP) bidang kesehatan tahun 1995, juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) bidang IPS tahun 1996, dan Juara 3 LKIP bidang Susbudhum tahun 1996. 

Tidak hanya itu, pria yang sekarang berusia 39 tahun itu juga aktif memimpin tiga organisasi dalam satu periode bersamaan saat kuliah. Tercatat, pada tahun kedua kuliahnya, Rahpriyanto terpilih menjadi ketua UKM Penalaran UNAIR, ketua bidang pengabdian masyarakat Senat (Badan Eksekutif Mahasiswa – red) FISIP, dan ketua bidang penalaran senat UNAIR. 

Perjalanan Karier

Usai lulus dari UNAIR, pria yang lahir pada 12 Juni 1972 itu memulai perjalanan kariernya dengan bekerja di salah satu perusahaan yang menjadi konsultan BUMN. Di perusahaan tersebut, dia menjadi konsultan research pelayanan publik yang melakukan survei atas kepuasan masyarakat sebagai pelanggan PLN. Setahun kemudian, dirinya bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan berhasil menduduki jabatan sebagai direktur Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) selama kurang lebih lima tahun.

Tidak berhenti disitu, Rahpriyanto kemudian di-higher oleh Konsultan Bank Dunia untuk bekerja dalam proyek pengembangan sektor swasta di beberapa daerah tertinggal.

“Tugas saya sebagai konsultan saat itu adalah memperkuat UKM di daerah tertinggal seperti Aceh, Maluku, Lampung, dan beberapa daerah lainnya yang terdapat kon lik antar masyarakat,” jelasnya.

Hingga saat ini, Rahpriyanto bekerja sebagai Deputy Program di The Asia Foundation. Dalam posisi tersebut, dia menempati unit Tata Kelola Lingkungan Hidup yang bertanggung jawab dalam menangani permasalahan lahan di Indonesia, kebakaran, degradasi, dan beberapa isu tentang lingkungan lainnya.

Gagas Ecological Physical Transfer 

Selama menjabat sebagai Deputi Program di The Asia Foundation sejak tahun 2015, Rahpriyanto berhasil mencetuskan dan memimpin salah satu program unggulan bernama Ecological Physical Transfer, yaitu suatu program transfer keuangan berbasis kinerja pengelolaan ekologi yang diberikan oleh pemerintah atas kepada pemerintah di bawahnya. Gagasan tersebut, menurut Rahpriyanto muncul dikarenakan realitas sosial dimana skema pemberian transfer uang dari masing-masing tingkatan pemerintah ke pemerintah dibawahnya sering kali tidak berdasarkan hasil kinerja.

“Selama ini proses transfer uang dilakukan sama rata, sehingga tidak ada keadilan antara pemimpin yang benar-benar bekerja dengan baik dan yang kurang baik. Oleh karena itu kami mengusulkan transfer uang diberikan berdasarkan atas hasil kerja setiap pemimpin dalam mengelola lingkungan,” jelasnya.

Melalui program tersebut, dirinya berharap setiap pemimpin daerah mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dan dapat meminimalisir angka korupsi. Pasalnya, dengan diterapkannya Ecological Physical Transfer, setiap pemimpin akan menjadikan keberhasilan suatu program sebagai tolak ukur dan tidak akan bermalas-malasan dalam bekerja karena insentif yang didapat akan disesuaikan dengan hasil capaian kerjanya. 

“Hingga saat ini, sudah 6 pemerintah daerah yang menerapkan gagasan tersebut. Tidak hanya itu, pemerintah pusat juga sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi gagasan ini,” terangnya.

Kunci Sukses

Ditanya perihal kiat sukses dalam berkarier, Rahpriyanto menuturkan bahwa kuncinya adalah memperbanyak belajar dan mendengar bersama masyarakat. Menurutnya, terjun langsung kepada masyarakat dapat memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman hidup. Oleh karena itu, selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi masyarakat menjadi value yang dipegang kuat olehnya. 

Melalui pekerjaannya saat ini, Rahpriyanto merasa tidak kesusahan untuk menerapkan value itu. Pasalnya, bersama The Asia Foundation dia mampu memberikan atensi lebih terhadap perilaku birokrasi yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Tidak hanya itu, dalam beberapa pekerjaan sebelumnya, dia juga memiliki kontribusi besar dalam mengembangkan UKM di beberapa daerah tertinggal, memperkuat LSM lokal, menjadi konsultan untuk meningkatkan pelayanan publik, dll.

“Saya selalu berusaha untuk mendedikasikan hidup dan berbuat baik pada masyarakat,” pungkasnya.

Riwayat Pekerjaan

  • Deputy Program bidang Lingkungan

    The Asia Foundation

    2015 - now

  • Senior Program Officer bidang Lingkungan

    The Asia Foundation (2011-2015)

    2011 - 2015

  • Senior Program officer bidang Pengembangan Lokal dan Ekonomi

    The Asia Foundation

    2009 - 2011

  • Program officer

    The Asia Foundation

    2004 - 2008

  • Konsultan Nasional di Bank Dunia

    2002 - 2004

  • Eksekutif Direktur

    Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Surabaya

    1999 - 2003

  • Program Manager

    Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Surabaya

    1998 - 1999

Riwayat Pendidikan

  • S1 Antropologi

    Universitas Airlangga

    1991

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga