Dadan Suparjo Suharmawijaya

Pengalaman Aktivis Mematangkan Karir

Perjalanan sebagai mahasiswa aktivis di unair menjadi pengalaman penting dalam perjalanan hidup dan karir Dadan suparjo suharmawijaya. Dia mengaku enam tahun masa kuliah s-1 sejatinya terlalu lama. ”apalagi sekadar meraih gelar sarjana,” katanya.

Dadan menjadi mahasiswa Fisip Jurusan ilmu politik pada 1994. Dia baru lulus enam tahun kemudian, 2000. perkuliahannya sendiri sejatinya hanya berdurasi 4 tahun atau 8 semester dengan rata-rata ipK 3,2. ”Dua tahun sisanya diperpanjang untuk menyelesaikan skripsi saya yang mangkrak,” ujarnya.

Namun, hal itu bukan tanpa kendala. Menurut Dadan, pada 1998 yang seharusnya dia sudah menyelesaikan studi merupakan masa-masa gejolak politik. ”sebagai aktivis saya tidak mungkin berdiam diri dalam situasi gejolak politik yang kemudian menjatuhkan rezim Orde Baru itu. saya terpanggil untuk aktif dalam gerakan reformasi,” kata mantan peneliti The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP) itu. 

Karena itu, dengan terpaksa pula Dadan harus “mengorbankan” masa studi. tidak selesai dalam masa studi yang normal sebagaimana umumnya –4 (empat) sampai 5 (lima) tahun. Perjalanan Dadan sebagai mahasiswa diwarnai dengan berbagai organisasi ekstra maupun intrakampus. Misalnya, menjadi ketua umum Himpunan Mahasiswa program studi ilmu politik Fisip unair periode 1996–1997. Setelah itu, dia terpilih menjadi ketua umum senat Mahasiswa Fisip universitas airlangga pada periode 1997–1998. selanjutnya naik menjadi ketua umum senat Mahasiswa universitas airlangga (unaiR) 1998–1999. 

Sebagai aktivis gerakan reformasi Dadan juga pernah menjadi juru bicara mahasiswa. Dia menyampaikan tuntutan agar soeharto (presiden Ri saat itu) segera turun dari kekuasaannya yang dipegang selama 32 tahun. tuntutan itu dibacakan di hadapan Jenderal tni (saat itu) Wiranto, Jenderal tni (saat itu) R. Hartono, susilo Bambang Yudhoyono, dan Mbak tutut (putri presiden suharto). saat itu mereka menjadi anggota Kabinet Orde Baru. pasca tumbangnya soeharto, Dadan turut mengawal pemilu 1999 dengan menjadi salah seorang dari 14 presidium nasional unFRel. saat itu unFRel memiliki sekitar 100.000 relawan pemantau pemilu di seluruh indonesia. 

Meski terlambat menyelesaikan studi s-1, Dadan tak abai untuk menempuh s-2. Juga di unair. selama menempuh studi s-2 itulah dia menemukan pasangan hidupnya, yang kini memberikan dua putri.

Menguasai Konsep Pelayanan Publik

Dadan mengawali karir sebagai aktivis pemberdayaan masyarakat di sejumlah lsM. Dia juga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di surabaya. Karir berikutnya yang diakui paling lama ialah menjadi peneliti dan salah satu pimpinan The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (Jpip) pada rentang 2002–2015 (sebelum lolos seleksi anggota Ombudsman Ri). Di Jpip dia pernah menjadi direktur riset dan wakil direktur eksekutif. 

Dadan mengaku banyak mewujudkan konsep otonomi daerah di Jpip. isu yang dikawal meliputi peningkatan kualitas layanan publik, pembangunan ekonomi, dan pembangunan politik di daerah. 

Di tingkat nasional, Dadan tergabung dalam berbagai tim. Di antaranya sebagai tim pakar independen di Kementerian Dalam negeri dan tim panel independen di Kementerian pemberdayaan aparatur negara dan Reformasi Birokrasi. 

Dadan juga tergabung sebagai peneliti dan konsultan tata pemerintahan di kemitraan. tugasnya membantu berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah dengan sejumlah program. Misalnya, indeks Governance indonesia dan indeks tata Kelola Kepolisian bersama tim Reformasi Birokrasi Mabes polri. 

Berkat pengalaman kerja dan jaringan yang dibangun sejak mahasiswa, Dadan terpilih menjadi salah satu pimpinan Ombudsman Republik indonesia periode 2016–2021.

Kerja Bukan Menduduki Jabatan

Dalam bekerja dan menjalankan amanah di berbagai posisi dan jabatan, adan memiliki filosofi ”Saya kera tidak sekadar mencari nafkah, tetapi uga menjadi ajang untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat yang lebih luas,” katanya.

Jabatan dan posisi adalah amanah. Harus dipegang teguh kehormatan dan tanggung jawabnya. posisi dan jabatan yang diraih tidak semata hasil pencapaian diri sendiri. semua itu merupakan buah perpaduan pendidikan, pengalaman, dan jaringan pertemanan yang diikat dengan rasa kepercayaan.

pengingkaran atas amanah jabatan merupakan pengkhianatan kepercayaan dari jaringan pertemanan. lebih jauh hal itu merupakan pengkhianatan bagi masyarakat luas. Resep sukses dalam karir ialah menanamkan kepercayaan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan kita. 

panggilan kepercayaan ternyata merupakan buah dari referensi kepercayaan terhadap posisi terdahulu. Karena itu, janganlah mengkhianati kepercayaan siapa pun. Bila tidak, akan jadi simalakama. pihak lain tidak akan percaya lagi. 

Kiprah Alumni, Jangan Terjebak Ranking

Ranking universitas –termasuk unair– hanyalah bungkus. Bungkus itu memang penting. tetapi, yang lebih penting ialah kiprah civitas akademika dan kiprah alumni. Kiprah akademis maupun pengabdian masyarakat menjadi hal yang paling gampang dilihat publik. 

Mahasiswa unair harus tampil dalam setiap ajang kompetisi keilmuan dan ekspose-ekspose karya ilmiah. Mahasiswa unair juga harus menjadi garda depan gerakan-gerakan perubahan masyarakat sipil dan senantiasa menjadi agen perubahan yang sesungguhnya. 

“sebagai alumni saya juga berharap para dosen unair mewarnai diskursus akademis. Harus banyak menulis di jurnal keilmuan yang berskala nasional dan internasional.

Copyright © Universitas Airlangga