Djoko Kriswanto

Tanpa Pamrih Mengabdi untuk Negeri

“Niatkan ikhtiarmu hanya untuk Allah, mudahkan urusan orang lain, jaga ikhlasmu, dan tetaplah rendah hati.”

Sudah lebih dari tiga dekade, Kol Laut (K) Djoko Kriswanto, A.Md., Rad., S.T., M.MT. mengemban tugas sebagai abdi negara. Selama itu pula, Djoko tidak hanya membaktikan diri pada negara, namun juga untuk masyarakat. Sepanjang perjalanan kariernya, ia pernah melaksanakan misi penugasan mulai dari Sabang hingga Merauke. Saat ini, Djoko menjabat sebagai Perwira Pembantu Utama IV Sistem Pendidikan Direktorat Pendidikan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Negara Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Terkait hal itu, Djoko bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas pendidikan para prajurit. Baginya, amanah tersebut menjadi motivasi agar ia terus berinovasi demi kemajuan organisasi TNI AL. Dengan begitu, Djoko turut memberikan kontribusi terbaik pada bangsa dan negara.

Suka Duka Jadi Mahasiswa Radiologi

Sebelum terjun ke militer, Djoko merupakan mahasiswa Diploma III Radiologi Fakultas Non Gelar Kesehatan Universitas Airlangga (UNAIR) yang kini beralih nama menjadi Fakultas Vokasi. Laki-laki asal Surabaya itu mengaku telah menargetkan UNAIR sejak duduk di bangku sekolah.

“Dari kecil, saya bercita-cita harus bisa kuliah di UNAIR karena saya tinggalnya di Jalan Karang Menjangan. Alhamdulillah, tercapai dan gedung vokasi ini dulu tempat saya bermain dengan teman-teman di kampung,” kenangnya.

Ia lalu bercerita bahwa ruang kuliah radiologi dulunya berada di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UNAIR (saat ini), Kampus Dharmahusada-A. Sementara untuk kegiatan praktik, kata Djoko, berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo. Menurutnya, momen inilah yang paling berkesan selama kuliah.

“Dulu, mahasiswa semester dua sudah praktik jaga. Semester tiga sampai empat dikenai tugas jaga Cito Bed keliling ruangan-ruangan RSUD dr. Soetomo. Jadi kami melayani pemeriksaan radiologi di tempat untuk pasien yang berisiko tinggi,” jelas Djoko.

Pengalaman kuliah sambil praktik tersebut justru membentuk Djoko menjadi pribadi yang tekun dan pekerja keras.. Selain itu, di tengah kesibukannya, ia juga masih mengikuti organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Radiologi (HIMARO) UNAIR. 

Militer dan Penugasan TNI AL

Pada tahun 1988, Djoko berhasil lulus dengan menyandang gelar ahli madya radiologi. Saat itu, ia mengaku ingin melanjutkan studi, namun karena belum adanya program studi terkait pada jenjang D4 dan S1 sehingga ia pun memutuskan masuk TNI AL. 

Setelah menjalani pendidikan militer, Djoko bertugas sebagai kepala seksi kesehatan preventif di Rumah Sakit TNI AL (RSAL) dr. Komang Makes Belawan. Tahun 1991, ia menjalankan tugas di proyek pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Meski hanya satu tahun di sana, Djoko mendapat banyak pelajaran, salah satunya mengenai profesionalitas seorang radiografer.

“Setiap hari tugas saya memotret pengungsi untuk syarat medical check up sekitar 100 sampai 150 orang. Jadi saat proyek United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) itu, saya jadi belajar sedikit bahasa Vietnam dan Kamboja,” tutur Djoko.

Selanjutnya, ia dialihtugaskan ke RSAL dr. Ramelan Surabaya sebagai kepala seksi radiodiagnostik. Selama satu dekade rehat dari dunia pendidikan, Djoko kembali menempuh studi di Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) dan melanjutkan pendidikan magister di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Kendati kedua kuliahnya mengambil bidang manajemen, namun Djoko tidak melupakan keahliannya sebagai radiografer. Ia mengatakan, sempat merangkap profesi tersebut saat menjabat kepala RSAL Samuel J. Moeda. “Waktu saya jadi kepala RS di Kupang, nah ada pasien butuh pemeriksaan radiologi. Kebetulan di sana belum ada tenaga radiografer, jadi saya sendiri yang melakukan pemeriksaan radiodiagnostik,” ujarnya. 

Canangkan Redesain Sistem Pendidikan Militer

Berkat kegigihan Djoko, perjalanan kariernya terus meroket. Pada tahun 2022, ia ditunjuk sebagai Paban IV Sisdik yang mengawasi seluruh sistem pendidikan TNI AL. Salah satu gagasannya, ia mengusahakan agar prajurit dapat memperoleh gelar setelah menuntaskan pendidikan militer di Kodiklatal.

“Saya sadar latar belakang saya radiologi dan engineering, oleh karena itu saya mencoba merancang suatu sistem. Misalnya, semula tentara ini sekolah belum ada degree-nya seperti sekolah senjata, selam, dan lain-lain harapannya nanti bisa diajukan,” terang Djoko.

Di sisi lain, bertugas di ranah pendidikan telah mendorong laki-laki berusia 56 tahun itu untuk terus belajar. “Saya setua ini masih belajar kalau mau mengajar karena saya merasa sudah sepuh. Dengan mengajar, otomatis saya juga harus belajar,” tambahnya.

Dedikasi untuk Almamater

Selain mengabdi kepada bangsa dan negara, Djoko juga tidak melupakan institusi yang pertama kali membesarkan dirinya. Ia menyebut, menjadi Ksatria Airlangga merupakan suatu kebanggaan tersendiri.

“Banggalah sebagai alumni dari UNAIR, kalau kita tidak bangga maka sama halnya kita dengan orang yang tidak punya rasa terima kasih. Kita sudah mendapatkan ilmu, pekerjaan, dan semua mengawalinya di sini,” kata perwira berpangkat kolonel itu.

Menurut Djoko, kehadiran alumni bukan hanya sebagai penunjang akreditasi, tetapi juga mitra baik bagi fakultas maupun universitas. Dedikasi terhadap almamater dibuktikannya dengan memegang amanah sebagai ketua Ikatan Alumni (IKA) Radiologi, ketua IKA Komisariat Fakultas Vokasi, serta pengurus pusat IKA UNAIR periode 2021 hingga 2025.

Pada akhir, ia berharap seluruh sivitas akademika UNAIR dapat mengimplementasikan motto Excellence with Morality. “Selama 35 tahun saya berkarier, saya merasa belum banyak berbuat untuk negeri. Namun, saya berusaha untuk memberikan kemudahan kepada orang lain dan jangan berhenti untuk belajar. Do for best!,” pungkasnya.

Riwayat Pekerjaan

  • Perwira Pembantu Utama (Paban) IV Sistem Pendidivkan

    Direktorat Pendidikan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AL (Ditdik Kodiklatal)

    2022 - now

  • Tenaga Pengajar/Dosen

    Kelompok Tenaga Pendidik Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AL (Pokgadik Kodiklatal)

    2019 - 2022

  • Kepala Departemen Saraf, Jiwa, dan Rehabilitasi

    RSAL dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang

    2018 - 2019

  • Kepala Bagian Laboratorium Faal

    Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL Drs. Med. R. Rijadi Sastropanola., Phys (Lakesla Diskesal)

    2014 - 2018

  • Kepala

    RSAL Samuel J. Moeda Kupang

    2011 - 2014

  • Kepala

    Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi – Direktorat Pengkajian Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut

    2008 - 2009

  • Kepala Jurusan Teknik Industri

    Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

    2001 - 2008

  • Kepala Seksi Radiodiagnostik

    RSAL dr. Ramelan Surabaya 1993 s/d 1998

    1993 - 1998

  • Kepala Seksi Kesehatan Preventif

    RSAL dr. Komang Makes Belawan

    1989 - 1993

Riwayat Pendidikan

  • Magister Manajemen

    Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    2006

  • S1 - Teknik Manajemen Industri

    Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut

    2001

  • Diploma III Radiologi

    Universitas Airlangga

    1988

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga