Indah Wahyuni

Perempuan dan Birokrasi

“Perempuan punya hak yang sama untuk berkarir”

Berbicara tentang perempuan, pastinya akan banyak sekali yang bisa dideskripsikan. Berbagai kisah menarik dan inspiratif juga kerap kita lihat dari kehidupan perempuan. Seringkali kita mendengar omongan bahwa wanita tidak perlu sekolah tinggi karena tetap saja akan berakhir mengurus anak dan suami serta sibuk dengan urusan rumah tangga lainnya. Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku bagi Indah Wahyuni, seorang alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 1986. Menurutnya, memiliki pendidikan tinggi nyatanya bisa memberikan kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan diri, terlepas dari kodratnya tetap menjadi seorang Ibu dalam rumah tangga. Bukan kaleng-kaleng, saat ini Indah Wahyuni menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur. 

Masa Kuliah

Cerita awal Indah Wahyuni memilih untuk berkuliah di Fakultas Hukum UNAIR dimulai saat dirinya masih berseragam SMA. Kala itu, perempuan kelahiran Surabaya itu menjelaskan bahwa dirinya lemah pada bidang hitungan, terutama matematika. Hingga ia memilih jurusan IPS saat SMA. 

“Pada saat penjurusan di SMA, saya langsung memilih IPS karena alasan matematika saya lemah,” ucap Indah Wahyuni.

Faktor lain, sambungnya, yang mengantarkan dirinya masuk Fakultas Hukum UNAIR karena adanya dorongan dari keluarga, salah satunya adalah pamanya yang saat itu juga tengah menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum.

“Iming-iming yang saat itu saya dengar adalah peluang lulusan hukum itu terbuka lebar, bisa bekerja di perbankan, pemerintahan, hakim dan lain-lain. Sehingga saya semakin tertarik untuk kuliah hukum,” jelasnya.

Semasa berkuliah, Indah Wahyuni mengambil peminatan hukum administrasi negara. Pilihan itu disampaikannya karena ia tertarik menjadi PNS seperti orang tuanya.

“Saat saya kuliah, hukum administrasi negara tengah naik daun. Hal itu tidak lain berkat Prof. Dr. Philipus Mandiri Hadjon, S.H. yang pertama kali menggulirkan tentang peradilan tata usaha negara,” ungkap Indah Wahyuni.

Sisi lain masa kuliah Indah Wahyuni diisi dengan berorganisasi. Indah Wahyuni aktif sebagai sekretaris senat saat itu

Mengabdikan Diri di Pemerintahan

Lulus dari Fakultas Hukum UNAIR pada tahun 1991, Indah Wahyuni lantas langsung diterima bekerja di Pemprov Jawa Timur. Biro Hukum menjadi awal karirnya bekerja. Indah Wahyuni mengungkapkan bahwa kematangannya di bidang hukum diperoleh dari berbagai pengaman kerja.

“Ilmu dan pengetahuan saya tentang masalah hukum menjadi lebih matang lagi saat bekerja di Biro Hukum Pemprov Jawa Timur. Selain itu, kompleksitas permasalahan di lapangan juga menjadi pelajaran dan pengalaman yang luar biasa,” jelasnya.

Saat saya merasakan kesulitan, lanjutnya, peran dosen masih sangat membantu dalam memberikan masukan atau bahkan dengan tangan terbuka membantu mencarikan solusi, disamping tetap menjaga silaturahmi dengan dosen.

“Masih jelas dalam ingatan saya saat anggota di salah satu DPRD di Jawa Timur diciduk oleh KPK. Bukan satu orang, tetapi hampir semuanya, hanya menyisakan lima orang anggota saja. Coba bayangkan, dalam kondisi seperti itu, bagaimana pemerintahan dapat berjalan,” papar Indah Wahyuni.

Melalui berbagai pencarian solusi, lanjutnya, untuk menghindari terjadinya stagnasi jalannya pemerintahan, terutama pada saat pengambilan keputusan oleh kepala daerah tentang APD dan sebagainya, maka dilakukan PAW dengan klausul-klausul tertentu.

“Hingga pada akhirnya, Peraturan Pemerintah tentang masalah tata tertib DPRD saat ini mengacu pada permasalahan yang ada di Jawa Timur, selain sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia, dengan 38 Kabupaten/kota,” ungkapnya.

Baginya, sebagai seorang ASN harus siap menghadapi semua masalah yang terjadi. Selain itu, ASN juga harus mampu menjadi agen perubahan untuk bisa mengambil peran dalam pembangunan negara.

“Solusinya melalui inisiatif, kolaborasi dan inovasi disingkat dengan IKI,” ujarnya.

Perempuan Ibarat Patung Ganesha

Melihat kondisi saat ini, bukan hal baru untuk perempuan berkecimpung di dunia pemerintahan. Jawa Timur memiliki gubernur perempuan, sebelumnya Kota Surabaya memiliki walikota perempuan dan masih banyak contoh lainnya. Bagi Indah Wahyuni, perempuan berkarir adalah sebuah kebanggaan.

“Kita sebagai ibu rumah tangga, ibu dari anak-anak kita, berkarir untuk menopang perekonomian keluarga dan mampu membagi waktu semuanya. Saya mengibaratkan perempuan karir itu seperti patung ganesha dengan beberapa tangan, mampu menyelesaikan semuanya,” tutur ibu dua anak itu.

Bukan alasan lagi, tandasnya, untuk perempuan harus membatasi diri untuk berkarir. Semuanya memiliki kesempatan yang sama. 

“Ksatria airlangga harus mampu menjadi petarung tangguh, jangan berkecil hati, kita dibesarkan oleh Almamater yang luar biasa hebat,” pungkasnya.

Riwayat Pekerjaan

  • Kepala Badan

    Kepegawaian Daerah Jawa Timur

  • Kepala Biro

    Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Jawa Timur

  • Kepala Biro

    Pemerintahan Pemprov Jawa Timur

  • Biro Hukum

    Pemprov Jawa Timur

Riwayat Pendidikan

  • S2 Ilmu Administrasi

    Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

  • S1 Hukum

    Universitas Airlangga

    1986

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga