Mengabdi di jalan Pendidikan
“Dengan Ilmu kita Menuju Kemuliaan”
“Cerdas, Ulet, dan Gigih” adalah tiga kata yang cocok untuk merepresentasikan sosok alumni inspiratif, Dr Indra Kusumawardhana S Hum M Hub Int. Ia merupakan salah satu alumni Universitas Airlangga (UNAIR) yang bisa dibilang sukses dalam menekuni dunia pendidikan. Bagaimana tidak, di usia yang baru menginjak 37 tahun, dirinya sudah dipercaya menjadi Wakil Dekan di Fakultas Komunikasi dan Diplomasi Universitas Pertamina. Bukan hanya itu, berbagai pencapaian cemerlang di dunia pendidikan juga sudah berhasil diraih. Salah satunya, Indra sukses mencetak ribuan pelajar unggul berkat Yayasan Pendidikan Kebangsaan Sumatera Utara yang dirikannya 10 tahun lalu.
Tantangan Studi
Alumni S1 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) itu mengaku segala capaian yang diraih tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh pengorbanan serta kerja keras, ikhlas, dan cerdas untuk meraihnya. Bisa berkuliah dan lulus dari UNAIR baginya merupakan salah satu anugerah terindah. Sebab, Ia ingat betul perjuangan untuk masuk dan bertahan hidup di dunia perkuliahan sangatlah berat.
Kondisi keuangan keluarga yang saat itu serba pas-pasan membuat Indra harus memutar otak agar dirinya dapat membiayai kebutuhan kuliah secara mandiri. Mau tidak mau, suka tidak suka, segala cara harus dilakukan demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah sembari kuliah. Berjualan baju, parfum, tanaman sampai menjajakan majalah merupakan segelintir dari bentuk ikhtiarnya. Tak jarang, permohonan pembebasan uang kuliah pun terpaksa ia ajukan agar tetap bisa meneruskan kuliah setiap semesternya.
“Saya masuk UNAIR angkatan 2005, pada waktu itu (memilih program studi) lebih kepada kebutuhan saja. Jadi mana yang mau menerima saya (asalkan PTN) ya saya enggak masalah, karena kondisi secara ekonomi sangat kurang, kalau kuliah swasta kan nggak mungkin, biayanya nggak ada,” ujar alumni S1 Sastra inggris itu.
Titik Balik
Kerasnya hidup tak menghalangi Indra dalam memupuk masa depan. Sebaliknya, justru proses itulah yang membuka jalan kesuksesan baginya. Sejak menjadi mahasiswa baru, Indra sudah terbiasa berdagang hingga tekad besar pun akhirnya terpikirkan. Memasuki tahun kedua perkuliahan, Indra mendirikan CV Bugatu Persada yakni sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang pengadaan kebutuhan hotel.
Lambat laun usaha yang dirintis bersama pamannya tersebut berkembang pesat dan membuat kondisi perekonomiannya semakin membaik. Indra juga mulai menemukan jati dirinya sebagai seorang pengusaha. Tercatat pria kelahiran Surabaya itu pernah bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) serta turut andil dalam mendirikan HIPMI Surabaya.
“Sejujurnya selama kuliah saya lebih banyak berjualan dan berorganisasi, karena memang kebutuhannya untuk bertahan hidup,” jelas Indra.
Berkat jaringan yang terus dibangunnya selama perkuliahan, kini CV Bugatu Persada menjadi renan resmi dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Selain itu, Indra juga aktif menjalani Socio-Edupreneur dan saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Sumatera Utara (YAPENSA).
Pendidikan Adalah Jalan Hidup
Meski telah menemukan jati dirinya sebagai seorang pengusaha, rupanya Indra menilai jalan hidupnya bukanlah disana. Beberapa kali ia terpikirkan akan problematika pendidikan di Indonesia hingga mimpinya adalah ingin memperbaiki bangsa lewat jalan yang sama. Hal itulah yang membuat Indra kembali memantapkan hati untuk meneruskan studinya di UNAIR dengan memilih program studi S2 Hubungan Internasional.
Setelah tamat di tahun 2013, Ia merintis pembangunan Yayasan Pendidikan Kebangsaan Sumatera Utara di kota Medan. Yayasan tersebut kini telah memiliki dan mengelola berbagai tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA. Indra pun bermimpi suatu saat dapat membangun universitas di Sumatera Utara yang dapat memberikan pendidikan murah dan berkualitas tinggi untuk generasi masa depan Indonesia.
“Entah mengapa pada saat itu seperti ada yang membisiki saya bahwa pendidikan adalah jalan hidup saya,” ucapnya.
Pada tahun 2015 Indra kembali meneruskan studi doktoralnya di Universitas padjajaran Bandung serta memulai karir sebagai dosen. Dimata Indra menjadi dosen merupakan profesi yang sangat mewah. Sebab, Ia merasa memiliki banyak jalan untuk mengaktualisasikan diri mulai dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, kewirausahaan, hingga organisasi.
Seringkali indra dilibatkan dalam proses penerimaan mahasiswa baru berkat skill bisnisnya yang luar biasa. Indra juga menjadi salah satu orang berpengaruh atas berdirinya program studi Hubungan Internasional di kampusnya. Dalam bidang penelitian, dirinya pun tidak main-main. Indra menjadi dosen struktural Universitas Pertamina dengan capaian publikasi terbanyak.
Baginya segala pencapaian tersebut tidak pernah terpikirkan sejak kecil. Indra hanya menjalani setiap proses yang mungkin terasa sulit dijalani namun akan mudah jika dinikmati. Oleh Karenanya, Dia berpesan kepada seluruh generasi muda agar terus berusaha mengasah kemampuan serta optimis dalam meraih cita dan harapan.
“Hidup itu harus dijalani dengan sepenuh hati sampai ketemu jalannya,” pungkas Indra.