Budhi Witjaksono

Alumnus Hukum yang Menekuni Dunia Aplikasi dan Pemrograman Komputer

Kita bisa berbuat untuk dapat membantu banyak orang dalam mengelola usaha dengan kemampuan yang kita kuasai  atau yang sudah kita dapatkan dalam diri kita” 

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga bernama lengkap Budhi Witjaksono, SH., mempunyai perjalanan karir yang unik. Tak seperti kebanyakan alumnus hukum yang meniti renjana sebagai hakim, pengacara, atau pun jaksa. Budhi justru memilih dunia aplikasi dan pemrograman komputer sebagai pilihan karir yang bisa dikatakan jauh dari keilmuan hukum.

Lahir di Jakarta, pada 3 Juli 1964, Budhi kecil sudah terbiasa hidup dengan berpindah-pindah kota. Pada usia kira-kira 8 tahun, keluarganya sudah menetap di Kota Surabaya. Sejak saat itu, Budhi menghabiskan masa sekolahnya di Kota Pahlawan, yang dimulai di SD Negeri Deli 2 Surabaya, tahun 1972-1977; SMP Negeri 7 Surabaya, tahun 1977-1980; dan sampai di SMA Negeri 2 Surabaya, tahun 1980-1983.

“Saat SMA saya seangkatan dengan I Dewa Gede Budjana (Gitaris Gigi Band, red) dari kelas 1 hingga kelas 3,” kenang Budhi pada sang maestro gitar Indonesia.

Menjadi Mahasiswa Hukum UNAIR

Sebelum diterima sebagai Mahasiswa Hukum UNAIR, Budhi mengikuti ujian di Proyek Perintis 1 dengan pilihan Fakultas Hukum Universitas Airlangga sebagai pilihan pertama dan Proyek Perintis 3 dengan pilihan Ekonomi Universitas Udayana sebagai pilihan kedua. Alhamdulillah, kata Budhi, dirinya mendapat panggilan penerimaan di Proyek Perintis pertama dengan melanjutkan pendidikan Di Fakultas Hukum Universitas Airlangga tahun 1983.

Setelah diterima, Budhi aktif mengikuti kegiatan baik akademik maupun non-akademik di Fakultas Hukum. Dalam kegiatan akademik, Budhi menyukai mata kuliah seperti Ilmu Hukum, Sosiologi Hukum, Etika Profesi, dan menyukai mata kuliah lainnya seperti Hukum Perdata, Hukum Dagang, dan Hukum Pidana. Adapun dosen yang disukai Budhi semasa di Fakultas Hukum adalah Prof. Dr. Soetoyo SH., dan (Alm.) Prof. Dr Jacob Elfinus (JE) Sahetapy, SH. Budhi juga menambahkan, dirinya mempunyai rekan seangkatan dan berteman baik dengan Prof. Dr. Rahmi Jened SH, Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH., Dr. Enny Narwati S.H, Dr. Urip Santoso SH., Dr. H.Taufiqurrahman SH., Dr Bambang Eko Supriyadi, Dadang Tri Sasongko SH., Sunjoto SH., RM Pahlevi SH., Gagok Moehargomoro SH, semasa kuliah.

Di kegiatan non-akademik, Budhi menyukai olah raga bola voli dan sepak bola. Disamping itu, dirinya juga sangat menyukai pengetahuan tentang aplikasi dan pemrograman komputer yang digelutinya semasa kuliah mulai tahun 1984-1989. Kesukaan pada bidang ini bahkan membuat dirinya sampai mengikuti kursus pengoperasian komputer dan operating system DOS, wordstar, lotus dan pemrograman pembuatan aplikasi yang saat itu bisa dikatakan masih sangat jarang, tidak menjamur kursus pemrograman seperti sekarang.

“Kesukaan inilah yang sepertinya menumbuhkan rasa cinta dalam diri saya dalam mempelajari dan mendalaminya terus hingga sekarang,” ungkapnya.

Berkarir Sebagai Programmer Spesialis F&B

Budhi diwisuda pada awal tahun 1990, namun sudah saya diterima kerja di PT. Piranti Tunggal Insternusa pada akhir 1989 sebagai marketing dan electronic data processing (EDP). Pada saat itu, Budhi dipercaya menguasai produk mesin cashregister Sweda. Pada tahun 1993 dirinya berkesempatan mengikuti training internasional di Hongkong, atas produk Swedia Plus dengan penguasaan sistem operasi SCO-Unix untuk pemasangan sistem aplikasi restoran di HALAI Ancol, Jakarta. 

Dari sinilah pertama kalinya Budhi mengenal penggunaan sistem aplikasi secara internasional. Pada tahun 1994 Budhi sudah memasang system Point of sales (POS) SWEDA di customer restaurant Wendy’s sebanyak 29 outlet seluruh indonesia, dan pada tahun 2000 berhasil memasang Point of Sales (POS) PAIRS di restaurant Pizza HUT sebanyak 79 outlet seluruh Indonesia. 

“Bersamaan ini juga sudah banyak restoran yang kami instalasi sistem POS-nya,” ujarnya.

Pada tahun 2004, Budhi bersama tim mulai ekspansi produk POS sendiri dengan TACPOS (Transformer Analyze Corporate Point Of Sales) pada banyak outlet restoran di Indonesia, diantaranya: Cervino Italiano Ristorante, Bee Bim Bab, Royal China, Dining Palace, California Pizza Kitchen, Miramar Batam, Miramar Muara Karang, Miramar Kuta Bali, Iramar Medan dan Makassar, Pizzetta, Andersen Ice Cream, Brew & Co, Hotdog Booth, Huize van Welly, Bumbu Kampoeng, Bebek Kampung, Paparon’s Pizza, Balcony Ambarrukmo, Food Court Kuliner Ternate, Humming Bird Jakarta & Bandung, QBOX, Calico Grill Brew, Bebek Tepi Sawah Yogyakarta, QBeat Ternate dan lainnya.

“Dan salah satu customer yang sampai saat ini kami maintain adalah restaurant Haagen-Dazs (Ice Cream), dan pengembangan produk untuk Karaoke D89 Balikpapan serta Banjarmasin,” tambahnya.

Komisaris PT. Tiga Gen Mandiri Sejati

Dengan rasa syukur Budhi mengatakan jika sampai saat ini dirinya sudah mempunyai perusahaan sekaligus menjadi sebagai komisaris di PT. Tiga Gen Mandiri Sejati yang sudah didirikan sejak tahun 2011. Perusahaan ini bergerak pada produk point sales TACPOS touchscreen dan pengembangan TACPOS dengan media Android serta pengembangan aplikasi untuk karaoke dan Food Beverage (F&B). 

Ke depan, Budhi bersama tim akan berusaha tetap fokus untuk mengembangkan aplikasi Food dan Beverage (F&B) dengan teknologi terbaru. Serta pengembangan system point of Sales untuk permainan (game) yang bisa digabungkan dengan F&B.

Perjalanan karir yang penuh liku disertai dengan asam garam kehidupan tentu tidak dilepaskan pada kehidupan seorang Budhi Witjaksono. Menurutnya, orang yang selalu memberinya inspirasi sekaligus mendukung dirinya untuk menjalani hidup adalah Alm. Kol. SUS Purn. Haji Koesbani SH. Beliau merupakan Ketua Senat dan Ketua IKOMA pertama Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang pertama. Tidak lupa, sebagai seorang alumni dan senior, Budhi Witjaksono mempunyai pesan untuk dapat membantu banyak orang sesuai dengan kemampuan yang ada dalam diri kita.

“Karena kita bisa berbuat untuk dapat membantu banyak orang dalam mengelola usaha dengan kemampuan yang kita kuasai atau yang sudah kita dapatkan pada diri kita,” tutupnya.

Copyright © Universitas Airlangga