Arti Novelia Trisnawati

Terpisah Jarak dengan Sang Buah Hati Selama Berkarir di Jakarta

“Jangan menilai pekerjaan dengan uang,”

Arti Novelia Trisnawati kini menjadi Analis Penanggulangan Krisis Kesehatan di Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Wanita kelahiran 11 September 1988 itu patut dijuluki sebagai wanita tangguh yang menginspirasi. Bagaimana tidak? Wanita berdarah asli Surabaya itu cukup nekat saat memutuskan untuk melanjutkan studi S2 Magister Manajemen Bencana di Universitas Airlangga pada tahun 2020. Namun keputusannya itu justru membuka kesempatan baginya untuk berkarir di Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan seperti saat ini.

Lulus Sebagai Wisudawan Terbaik 

Pada tahun 2020, bertepatan dengan Pandemi Covid-19, Arti memulai studinya di Universitas Airlangga. Di saat posisinya yang baru kehilangan almarhum suami tiga tahun lalu itu, ia bangkit dan memutuskan lanjut S2 untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu. Buah hatinya saat itu masih berusia empat tahun. Ia juga sedang menapaki karir sebagai staff di Dinas Kesehatan Jawa Timur. 

Ia merasa perjuangan studinya cukup berat. Terutama ketika ia harus membagi waktu dan menentukan prioritas. Bisa dibayangkan bagaimana pekerjaannya saat awal-awal Covid-19 melanda. Ritme kerjanya menjadi lebih tinggi. Waktu itu dia turut membantu di Rumah Sakit Lapangan di Indrapura. Di sisi lain, dia adalah orang tua tunggal dari balita yang masih membutuhkan banyak perhatian darinya. 

Selain membagi waktu, Arti juga membagi pikiran dan emosi. Ia mengaku sempat stres, ketika tugas kuliah dan pekerjaan menggunung, bersamaan dengan anak sedang sakit. Meskipun demikian, Arti masih mampu menyelesaikan dengan baik.

“Di saat posisi saya yang rentan pada saat itu, saya harus membagi waktu antara menjadi seorang mahasiswi dengan setumpuk tugas tiap harinya, menjadi seorang pegawai dengan laporan yang harus dibuat setiap hari pula, serta menjadi seorang ibu dari seorang balita yang tentunya menjadi tugas yang tidak ada selesainya,” ungkapnya. 

Program Studi Magister Manajemen Bencana di Universitas Airlangga termasuk program yang baru dibuka. Organisasi kampus di internal jurusannya pun belum ada. Untuk memperkaya kompetensi dan wawasannya, Arti bergabung dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur. Dalam organisasi itu banyak juga dosen Magister Manajemen Bencana Universitas Airlangga yang menjadi penasihat dan praktisi di sana. Pergumulannya selama kuliah pun juga tidak jauh-jauh dari aksi kemanusiaan. Seperti halnya menjadi relawan Covid-19, relawan bencana Erupsi Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, hingga Awan Panas Guguran Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Jadi cukup relevan bagi penelitian maupun tugas organisasi dan prodi yang dia jalani.

Sebagai mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana, kuliah Arti kebanyakan model diskusi. Jika sudah larut dalam diskusi, seringkali kuliah yang dimulai jam 7 bisa berakhir hingga jam 12 malam karena tidak terasa. “Diskusi yang dibahasa pun akhirnya beragam. Mulai dari kebijakan, pengalaman, implementasi di lapangan. Kadang itu sampai jam 12 malam baru selesai satu mata kuliah,” kenangnya.

Meski begitu, kuliahnya berjalan dengan lancar. Untungnya, dari dosen, teman kuliah, kakak kelas, hingga staf di Sekolah Pascasarjana UNAIR merupakan komposisi support system yang sempurna. Tesisnya membahas mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Relawan Perlindungan Bencana. Hingga pada Juni 2022, Ia berhasil lulus dengan meraih gelar Wisudawan Terbaik S2 Sekolah Pascasarjana. 

Melebarkan Sayap di Kementerian Kesehatan

Awal karirnya dimulai pada tahun 2016 sejak lulus S1 dari Universitas Trunojoyo Madura. Ia bertugas sebagai Staf Data dan Informasi Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur. Karirnya bertahan hingga ia lulus S2 dari Universitas Airlangga. Dari sini, berita prestasinya sebagai lulusan terbaik terdengar hingga ke jajaran pimpinan Kementerian Kesehatan. Tak lama kemudian, ia pun mendapatkan tawaran untuk menduduki posisi Analis Penanggulangan Krisis Kesehatan, di Tim Kerja Mitigasi, Kesiapsiagaan dan Ketahanan Kesehatan, Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

“Saya mendapatkan tawaran pada saat itu. “Arti gimana kalo kamu membantu di pusat?,” katanya begitu. Namanya kesempatan, saya berpikir tidak akan datang dua kali, ya sudah saya ambil,” jelas Arti. 

Dalam jabatannya sebagai Analis Penanggulangan Krisis Kesehatan, Arti bertanggung jawab melakukan pengurangan risiko akibat bencana. Ia seringkali melakukan pendampingan dan pelatihan di kabupaten maupun kota-kota di Indonesia. Selain itu, dia juga kerap melakukan pendampingan terhadap sejumlah kebijakan yang berkaitan dengan Krisis Kesehatan. 

Di posisinya saat ini, Arti sangat bersyukur. Ternyata keputusannya nekat lanjut studi S2 membawanya ke titik ini. Sejak lulus dan mendapatkan gelar M.MB dari Universitas Airlangga itu, Ia mengaku kesempatan yang dia dapatkan jadi lebih luas. Bukan hanya dari Kementerian, tetapi juga sejumlah organisasi besar turut menawari dirinya untuk bergabung dalam beberapa proyek. Arti yang dulu namanya hanya berkibar di Jawa Timur, kini ia telah menjadi narasumber di berbagai pulau di Indonesia. Arti meyakini investasi ilmu tidak pernah merugikan. 

“Memang ibarat pepatah, investasi leher ke atas itu tidak akan rugi, jadi banyak manfaatnya,” kata dia. 

Sejak Januari 2023 lalu Arti telah memutuskan untuk bergabung di Kementerian Kesehatan. Pekerjaan yang sangat luar biasa banyak dan menyita waktu membuatnya harus mengurangi kegiatan lain seperti organisasi. Ia juga harus pintar-pintar membagi waktu untuk buah hatinya yang kini terpisah jarak dengannya. Saat ini Arti tinggal di Jakarta, sementara anak dan keluarga tetap di Surabaya. 

Meskipun sibuk, Arti selalu menyempatkan berbagi ilmu maupun cerita karirnya. Ia kerap kali menerima undangan untuk menjadi pemateri maupun narasumber dalam berbagai event. Ia berprinsip, selama tawaran itu non-komersil, pasti akan ia terima. Seperti misalnya sharing session sebagai alumni di Ikatan Alumni Universitas Airlangga. 

Perjalanan hidup Arti hingga saat ini telah membuktikan bahwa ia adalah sosok wanita yang tangguh. Motivasi terbesar dalam bekerja menurut Arti adalah tidak menilai pekerjaan dengan uang. Ungkapan itu berdasarkan yang dia alami sendiri. Seorang single parent, nekat mengambil S2 dengan biaya sendiri. Pada saat yang sama, anaknya juga memerlukan biaya. “Kalau mikir uang, pasti udah ngga bisa. Itu tadi, jangan mikir uang. Uang akan datang, kalau kualitas kita meningkat. Jadi kerjakan semuanya sebaik mungkin. Sebab, ketika orang lain tahu cara kerja kita, rezeki itu akan datang sendiri,” tandasnya. 

Riwayat Pekerjaan

  • Analis

    Penanggulangan Krisis Kesehatan, Tim Kerja Mitigasi, Kesiapsiagaan dan Ketahanan Kesehatan, Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

    2023 - now

  • Staf Data dan Informasi

    Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur

    2016 - 2023

Riwayat Pendidikan

  • Magister Manajemen Bencana

    Universitas Airlangga

    2020

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga