Andi Fadly Arifuddin

Kisah Hidup Bermula dari Lorong-Lorong Kampus

Di kalangan masyarakat mungkin belum banyak tahu jika Andi Fadly Arifuddin salah satu personil Grup Band Padi adalah alumni Universitas Airlangga. Andi Fadly Arifuddin, yang nama populernya adalah Fadly “Padi”, salah satu alumni Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR).

Fadly yang menyelesaikan studinya di FEB UNAIR pada 1998 tersebut meng­aku bahwa kisah hidupnya tidak bisa dilepaskan dari lorong-lorong kampus. Tempat pria 43 tahun asal Makassar itu kuliah yang dulu bernama Fakultas Ekonomi (FE).

Fadly salah seorang mahasiswa di UNAIR (saat itu) yang perantauan. Ia berasal dari Makassar. Selama menempuh studi di Surabaya, Fadly kos di daerah Gubeng Airlangga. Tempat kos tersebut, katanya, juga menjadi saksi pertemuannya dengan personil lain Padi.

Di UNAIR tak Jauh dari Musik

Kehidupan Fadly selama kuliah di Fakultas Ekonomi UNAIR tak pernah jauh dari musik. Bahkan sebelum berkarir bersama Padi, Fadly sudah banyak bermain musik bersama grup bandnya sendiri. Namanya Mr. Q. Band ini kala itu sering tampil di kafe-kafe di Surabaya.

Dalam perjalanannya, justru di FE-lah Fadly bertemu dengan orang-orang yang sebelumnya tak pernah terlintas bakal menjadi bagian dari karir musiknya Indonesia. “Di kampus FEB pula saya bertemu Ari Lasso teman sesama mahasiswa Fakultas Ekonomi saat itu”, tutur Fadly.

Karir Fadly sebagai seorang musisi ternama di Indonesia bermula dari lorong dan kantin FE. Di lorong dan kantin itu ia berdiskusi dengan para personil Padi lainnya, Piyu, Yoyok, Rindra dan Ari.

Fadly bercerita kampus FEB menjadi tempat yang sangat mengawali karir untuk mengembangkan bakat selain kuliah. “Senang sekali. Waktu itu UNAIR begitu hidup, ekstra kurikuler hidup, kuliah menyenangkan. Saya dapat ilmu, tetapi saya juga dapat aktivitas yang tidak henti di kampus, terutama kegiatan musik”, katanya pada suatu kesempatan.

Padi Lahir di FEB

Pada 8 April 1997, Fadly dan rekan-rekan sekampusnya mendirikan grup band Padi. Sejak saat itu ia terus berkarya dan memasuki industri musik nasional. Ia dikenal sebagai vokalis papan atas.

Meski begitu, Fadly tak abai studinya. Ia tetap rajin kuliah dan meyelesaikan studinya di FEB. Ia resmi memperoleh gelar sarjana ekonomi (SE) dari FEB UNAIR. Bahkan Fadly tercatat lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang cukup bagus.

Karir setelah Padi

Setelah berkarya lebih satu dekade, pada 2010 Padi memutuskan untuk vakum dari dunia entertainment. Fadly bercerita, sebenarnya ia tak mau Padi vakum. Namun karena itu kesepakatan antar personil Padi, Fadly harus menerima sebagai keputusan bersama.

Secara pribadi, selepas dari Padi, Fadly tetap melanjutkan karir musiknya meski sudah tak bersama Padi. Pada 2011, nama Fadly kembali menyita perhatian publik ketika ia berkolaborasi dengan Maher Zain, penyanyi religi asal Swedia besutan Awakening Records. Bahkan lewat lagu “InsyaAllah” yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Fadly tampil dalam citra baru sebagai penyanyi religi.

Selain itu kolaborasi dengan Maher Zain merambah dunia akting. Pada 2012 Fadly dan Maher beradu akting dalam satu sinetron ramadhan seba­nyak 36 episode berjudul “Insyaallah Ada Jalan”.

Meski sebagai penyani solo Fadly tetap mendapat tempat dalam industri musik. Fadly tak ingin meninggalkan memorinya bersama Padi. Pada tanggal 17 Agustus 2012, Fadly bersama dengan mantan personil lain Padi, Yoyok, Rindra, dan Ari, mendirikan grup band baru bernama Musikimia. Di bawah naungan Sony Music Indonesia, Fadly bersama Musikimia merilis karya single perdana mereka pada 2013 berjudul “Apakah Harus Seperti Ini”.

Sekalipun wajah para personilnya tak asing, namun Musikimia tetaplah grup band baru di blantika musik nusantara. Meski begitu, Fadly rekan-rekannya bisa membuktikan musiknya diterima para penikmat musik, bahkan sampai ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Berkebun

Selain musik, Fadly juga punya kegemaran berkebun. Urban farming yang ia jalankan seolah menyudahi karir dengan Padi. Tak tanggung-tanggung, Fadly menekuni urban farming dengan spesialisasi aquaponik.

Fadly bahkan juga terlibat sangat aktif memberikan pelatihan ke sekolah-sekolah dan warga masyarakat manapun yang telah purnabakti sebagai kegiatan produktif di masa tua.

 

Copyright © Universitas Airlangga