Tekad Berwirausaha Kefarmasian Mandiri
“Kami ingin menjadi apotek pilihan utama masyarakat Surabaya dan daerah sekitar”
Mendirikan apotek merupakan pilihan bisnis yang memiliki peluang sukses tinggi. Menurut KepMenKes No.1027/MENKES/SK/IX/2004, apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan kefarmasian, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Melihat dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa apotek bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk mendirikan sebuah apotek cukup mudah, namun diperlukan strategi dan perhitungan yang matang agar pendirian apotek mendapat izin dari dinas kesehatan dan sukses di pasaran.
Hal itulah yang coba diterapkan oleh Ksatria airlangga. Berbekal pengalaman yang telah didapatkannya pada saat menempuh perkuliahan di Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR), Rizal Umar Rahmadani memberanikan dirinya untuk membuka apotek, yang pada kemudian hari kita kenal dengan Rafa Farma Group.
Bekali Diri dengan Keilmuan yang Mumpuni
Profesi Apoteker didapatkan dari perjalanan yang panjang setelah kelulusan menjadi Sarjana (S1) Farmasi dan harus menempuh pendidikan kembali selama satu tahun untuk menjadi seorang Apoteker. Apoteker berjuang untuk mengabdikan dirinya dalam pelayanan kesehatan masyarakat, mulai dikenal sebagai ‘tukang obat’ hingga saat ini dituntut untuk patient oriented “pelayanan berorientasi kepada pasien” bukan lagi drug oriented, menjadikan tugas dan tanggungjawab yang berarti bagi Profesi Apoteker.
Rizal panggilan akrabnya bercerita bahwa saat berkuliah farmasi, keilmuan yang diajarkan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Karena keilmuan farmasi sangat kompleks.
“Sebenarnya untuk perkuliahan farmasi modelnya saling terkoneksi.. Seperti kita ambil contoh untuk bisa memahami perkuliahan farmakoterapi, kita harus didahului dengan perkuliahan farmakologi dan ilmu faal,” ujar Rizal.
Selain itu, tambahnya, dalam berkarir di industri farmasi komunitas (Apotek) ilmu yang bermanfaat antara lainnya, ilmu preskripsi, ilmu farmakoterapi, manajemen farmasi dan komunikasi.
Langkah Kecil untuk Sesuatu Hal Besar
Ada banyak orang yang ingin menjadi pengusaha tapi sedikit sekali yang berani untuk memulainya. Hal ini tak lepas dari banyaknya ketakutan untuk memulai usaha baru seperti takut gagal, takut rugi dan sebagainya. Padahal belum benar-benar tahu hasilnya bila belum mencoba.
Selain itu, ada banyak cara yang bisa diterapkan untuk memulai usaha baru, terpenting adalah harus tetap memelihara rasa percaya diri dalam setiap keputusan yang diambil dan siap menanggung risiko yang ditimbulkan.
Perjalanan Rafa Farma Group dimulai pada tahun November 2012. Rizal memberanikan diri untuk memulai dengan apotek Rafa farma pertama di Jalan Kedinding Lor Nomor 63 Surabaya. Tiga tahun berselang, pada tahun 2015 Rafa Farma kemudian membuka outlet keduanya yang bertempat di Jalan Pogot Nomor 53 Surabaya.
Bak kata pepatah, satu langkah pertama menentukan langkah selanjutnya. Rafa Farma terus melebarkan sayapnya untuk menjangkau kebutuhan kefarmarmasian di tengah masarakat. Tahun 2017 outlet ketiganya resmi berdiri di Jalan Kedung Cowek Nomor 182 dan tahun 2019 outlet keempat di Jalan Bulak Jaya 73 Surabaya.
“Keempat outlet kami berada di Surabaya utara. Di tahun 2021, kami memberanikan untuk ekspansi outlet kelima di Surabaya barat tepatnya Jalan Manukan Tengah Nomor 76,” jelas pria kelahiran Surabaya itu.
Karir dan Rintangannya
Rizal mengungkapkan tidak mudah mengelola apotek dengan beberapa cabang, karena selain sistem, juga harus mengelola sumber daya manusia. Selain itu, dinamika regulasi yang cepat berubah. “Apalagi sebelum berkarir atau memulai bisnis ini, kami belum mempunyai pengalaman sama sekali mengelola apotek. Jadi kami harus belajar dan terus belajar,” ungkapnya.
Pernah suatu ketika, sambungnya, kami harus memecat seluruh karyawan satu outlet apotek, karena tidak ikut prosedur kami, itu sangat berat sekali bagi kami.
“Waktu pembukaan outlet kelima, kami dihadapi dengan perubahan regulasi yang dinamis sekali. Saat regulasi lama syarat perijinan sudah lengkap dan ijin tinggal terbit, selang satu bulan tiba-tiba ada regulasi baru (OSS RBA) dan kami harus memulainya dari awal lagi. Itu cukup menantang bagi kami, akhirnya kami mempelajari regulasi baru tersebut dan alhamdulillah prosesnya tidak terlalu lama,” jelasnya.