Selalu Berusaha Berikan yang Terbaik untuk Semesta
“Saya adalah pekerja dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk semesta. Apapun tugas yang diberikan oleh pimpinan selalu saya selesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan menunjukan kinerja yang baik setiap ada promosi saya selalu diberi ruang untuk naik jabatan sehingga memiliki kesempatan untuk bekerja dan berinovasi di level yang lebih tinggi.”
Begitulah motivasi bekerja yang dipegang oleh Dra. Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Apt., MH., yang kini menjabat sebagai Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar.
Nengah, sapaan akrabnya, merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga tahun 1980 dan lulus apoteker tahun 1987. Di jenjang S2, Nengah melanjutkan pendidikannya di program pendidikan magister Ilmu Hukum Universitas Airlangga dan menyelesaikan masa studinya tahun 2007.
Perempuan kelahiran Tabanan Bali, 8 Agustus 1961 itu menuturkan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu impiannya. Nengah bertekad untuk mengabdikan dirinya kepada negara dan masyarakat melalui jalur birokrasi. Tercapai, dia berhasil diterima sebagai PNS Kementerian Kesehatan tahun 1992 dan ditugaskan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mataram. Ia mengatakan bahwa dirinya seorang pekerja keras dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk semesta.
Tak hanya bermodal ijazah kuliah, untuk menggapai cita-citanya, ia menambah dan melengkapi pengetahuannya dengan memiliki pengalaman bekerja di apotek swasta. Perempuan 12 bersaudara itu memulai pengalamannya di apotek setelah lulus dari Sekolah Menengah Farmasi (SMF) Surabaya. Setahun kemudian, ia mendalami ilmu farmasinya di Universitas Airlangga.
“Merasa sangat bangga menjadi mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga yang termasuk 5 Universitas terkenal di Indonesia pada saat itu. Di samping itu untuk bisa diterima di Fakultas Farmasi dari Sekolah Menengah Farmasi adalah sesuatu yang langka, karena untuk bisa ikut tes di perguruan tinggi harus ada surat keterangan nilai terbaik di kelas,” ungkapnya.
Nengah menceritakan, kuliah sambil bekerja di apotek sangatlah bermanfaat untuk proses belajar menjadi seorang Farmasis yang kompeten. Dengan begitu ilmu yang didapat di bangku kuliah langsung dapat diimplementasikan.
“Kebetulan apotek di tempat saya bekerja menjalin kerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia Jawa Timur untuk menyiapkan obatobat untuk pasien operasi jantung terutama anak-anak yang memiliki kelainan jantung bawaan,” jelasnya.
Dari aspek peraturan perundangan di bidang farmasi, manajemen apotek, sampai teknis farmasi menjadi ilmu tambahan yang didapatkan Nengah ketika bekerja di apotek. Tak hanya itu, ia juga dapat memahami kebijakan pemerintah tentang obat-obatan termasuk obat paten dan obat generic, Farmakologi, Polifarmasi, dan sebagainya yang dapat langsung dipraktekkan.
“Belajar dan bekerja memberikan pengalaman yang luar biasa untuk langkah selanjutnya. Pengalaman adalah guru terbaik yang membentuk atau memberikan kontribusi dalam performance saya saat ini,” tambahnya.
Berkat semangat belajarnya itu, Nengah berhasil menjabat sebagai Apoteker Penanggung Jawab di Apotek di Surabaya selama 5 tahun sebelum kemudian diterima sebagai PNS Kementerian Kesehatan. Tahun 1997 ia dipercaya untuk menduduki jabatan eselon 5 dan ditugaskan untuk mengikuti Diklat PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) setahun kemudian. Tahun 2001, Nengah ditugaskan sebagai pejabat eselon 4 yang melakukan tugas serti ikasi dan layanan informasi konsumen.
Tiga tahun setelahnya, hingga tahun 2017 ia mendapat mandat menduduki eselon 2 sebagai kepala Bidang Pengujian Produk Terapetik, kemudian Kepala Bidang Serti ikasi dan Layanan Informasi Konsumen, Kepala Bidang Pengujian Pangan, Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan. Setelah itu Nengah menjabat sebagai Kepala BBPOM di Mataram hingga Februari 2020 dan mulai Maret 2020 Nengah dipercaya sebagai Kepala Balai Besar POM di Denpasar sampai sekarang.
“Filoso i bekerja bagi saya adalah pengabdian kepada semesta. Bekerja adalah bagian dari ibadah dan ibadah adalah kewajiban kita sebagai manusia,” ucapnya.
Apapun tugas yang diberikan, bagi Nengah harus dikerjakan dengan baik dengan integritas yang tinggi dan dilandasi kejujuran karena bekerja adalah ibadah. Semakin banyak beribadah maka Tuhan akan melimpahkan rahmatNya. Semakin banyak berbuat baik pasti akan menemukan kebaikan.
“Sehingga dengan memahami iloso i hidup, memahami kewajiban sebagai makhluk yang dianugerahi kecerdasan, kita bisa berbuat kebaikan yang tidak terbatas. Inilah motivasi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh untuk dapat memberikan yang terbaik untuk semesta,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Nengah, dalam perjalanan meniti karier dan menduduki jabatan struktural ia hampir tidak ada hambatan. Nengah mengaku, bekerja keras dan tidak pernah menunda pekerjaan menjadi kebiasaannya hingga saat ini.