Matthew Ardian

Menapaki Karier dari Korporat hingga Startup

“I take pride in being who I am and remain humble in acknowledging what I am not.”

Dalam perjalanan menemukan karier impian, seseorang akan dihadapkan pada banyak pilihan. Salah satunya, memilih bekerja di korporasi atau perusahaan rintisan (startup). Bagi Matthew R. Ardian, kedua pilihan itu justru menjadi peluang dirinya untuk mengembangkan karier yang lebih luas. Hal tersebut ia buktikan setelah mendapatkan bekal pengalaman di perusahaan, Matthew kemudian mencoba peruntungannya dalam dunia startup. Saat ini, laki-laki asal Kota Surabaya itu merupakan Chief Marketing Officer (CMO) Fore Coffee, startup yang bergerak di bisnis kedai kopi.

Kesuksesan yang diraih Matthew tentu tidak didapatkannya secara instan. Lantaran ia telah mengawali karier ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, yakni dengan kuliah sambil bekerja. Meski tak mudah, namun pengalaman inilah yang membentuk Matthew menjadi sosok pekerja keras dan berani mencoba.

Aktif Sejak di Bangku Kuliah

Matthew pertama kali melangkahkan kaki di kampus Timur Djawa Dwipa pada tahun 2006. Selama menempuh studi, ia tidak hanya fokus untuk mengejar ilmu, namun juga menggali potensi diri dengan mengikuti organisasi hingga kompetisi. Tahun 2008, Matthew pernah terpilih sebagai perwakilan Universitas Airlangga (UNAIR) dalam ajang Duta Wisata Cak dan Ning Kota Surabaya. Saat itu, ia berhasil membawa pulang juara tiga atau wakil I Cak Surabaya.

“Sempat dulu jadi wakil ketua kegiatan orientasi mahasiswa baru EDSA (English Department Students Association UNAIR, Red). Selain itu, aktif di organisasi Cak dan Ning seperti bantu Dinas Pariwisata Surabaya dalam kegiatan sosial,” kenangnya.

Tahun ketiga kuliah, Matthew menyambi bekerja paruh waktu sebagai tim promosi di PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Surabaya. Pekerjaan tersebut ia jalani dua kali dalam seminggu dan menandai awal mula ketertarikannya pada bidang pemasaran. Kendati berbeda dengan studi yang ia tekuni, namun Matthew mengaku tidak mengalami kendala.

“Saya sadar bekal yang saya miliki sebagai mahasiswa bahwa untuk memilih pekerjaan tidak harus menunggu lulus. Menurut saya, akademik memang penting, tapi pengalaman (kerja) juga diperhitungkan agar menjadi lulusan berkualitas,” tutur alumnus Bahasa dan Sastra Inggris itu.

Skripsi Nyentrik Tapi Apik

Lebih lanjut, Matthew menceritakan momen paling berkesan semasa kuliah, yakni menjadi pelopor skripsi yang menggunakan karya film. Berbeda dengan mahasiswa Fakultas Sastra (sekarang beralih nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya) pada umumnya yang menganalisis novel, Matthew justru memilih karya sastra berupa film. “Saya mengajukan ke dosen pembimbing agar karya sastranya bisa diganti bukan hanya novel, tetapi juga film,” ucapnya.

Meski sempat mendapat penolakan, namun akhirnya skripsi Matthew diapresiasi oleh para dosen. Hal itu berkat keberaniannya memilih film anti-mainstream berjudul Hotel Rwanda (2004) besutan sutradara Terry George. Film tersebut, sambungnya, menyoroti kasus genosida Rwanda yang terjadi pada tahun 1994.

Merantau demi Kembangkan Passion

Setelah menyandang gelar sarjana, Matthew memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. Ia menyebut, kesempatan berkarier di bidang yang ia tuju—pemasaran—lebih banyak tersedia di ibu kota. “Memang kalau mau besar di dunia marketing, tolok ukurnya Jakarta karena headquarter-nya selalu di sana,” ungkap Matthew.

Ia pun rela meninggalkan kota kelahirannya demi mengejar mimpi. Lambat laun, Matthew bersyukur berada di lingkungan baru itu telah menuntunnya untuk belajar menjadi versi terbaik diri.

Banting Setir dari Korporasi ke Dunia Startup

Kini Matthew sudah berkecimpung di bidang pemasaran selama 13 tahun. Perjalanan kariernya bermula dari industri media, properti, retail, hingga teknologi informasi. Pada tahun 2016, ia pertama kali menjajaki dunia baru bernama startup. Sebagai sosok penyuka tantangan, Matthew pun langsung membulatkan tekad untuk kembali meniti karier di perusahaan rintisan.

“Itu menjadi tantangan baru karena kita harus bekerja secara cepat dan beradaptasi dengan perkembangan digital marketing yang mana dituntut untuk faster,” terangnya.

Terbaru, Matthew menjabat sebagai CMO Fore Coffee yang bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran dan penjualan di 170+ outlet yang tersebar di Indonesia dan Singapura. Bahkan, ia juga tengah mempersiapkan pembukaan beberapa cabang baru. Hal tersebut merespons persaingan pasar global yang semakin pesat sehingga mendorong brand lokal untuk terus berkembang dan berinovasi. Terlebih, lanjut Matthew, situasi ekonomi yang belum stabil akibat pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri.

“Saat pandemi, kita melakukan penetrasi digital karena tidak bisa kalau cuma bergantung dengan coffee shop. Kita perlu memasarkan lewat ojol (ojek online, Red), buat aplikasi, dan memahami tren perilaku konsumen yang fluktuatif selama tiga tahun terakhir,” jelasnya.

Menjadi Pribadi yang Adaptif dan Resiliens

Perjuangan Matthew untuk meraih karier impian tentu tidak lepas dari pengorbanan. Lewat kegigihannya, ia juga membuktikan bahwa memilih pekerjaan yang tak sesuai jurusan kuliah bukan suatu masalah. Sebab menurutnya, setiap ilmu dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan.

“Zaman sekarang tidak harus lulusan A untuk jadi ahli di satu bidang. Saya tidak pernah dapat pengetahuan pemasaran ketika belajar di sastra, tapi dari situ saya belajar banyak soal critical thinking, problem solving, dan collective engagement yang menjadi modal di bidang yang ingin saya geluti,” kata Matthew.

Selain itu, ia mengungkap pentingnya orang memiliki perencanaan karier, meski dalam prosesnya tidak selalu sejalan. Bagi Matthew, persoalan jatuh bangun menjadi hal yang wajar. Kuncinya adalah meningkatkan kemampuan adaptasi dan agility.

“Saya pernah menjalani adaptasi tiga level. Pertama, saat harus menyesuaikan diri dengan kehidupan Jakarta. Kedua, adaptasi di industri startup yang serba instan dan terakhir sekarang bekerja dengan separuh tim saya yang berasal dari luar negeri itu lumayan berat,” ujarnya.

Pada akhir, ia berpesan kepada generasi muda agar terus semangat dalam mewujudkan cita-cita sebab tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. “Buatlah sesuatu yang out of the book dan utamakan hidup untuk kemajuan bangsa. Jadilah individu yang inovatif dalam hal apapun karena apa yang kita buat semaksimal mungkin akan berguna sebagai warisan di masa depan,” tandasnya.

Riwayat Pekerjaan

  • Chief Marketing Officer

    Fore Coffee Group

    2021 - now

  • Head of Marketing

    Rata.id

    2021

  • Head of Marketing

    CoHive

    2020 - 2021

  • Head of Marketing

    GoWork

    2018 - 2020

  • Senior Marketing Manager

    GoWork

    2016 - 2018

  • Marketing Promotion and Event Manager Central Department Store

    PT Central Retail Indonesia

    2014 - 2016

  • Jr. Marketing Promotion Manager Femina Group

    PT Gaya Favorit Press

    2011 - 2014

  • Marketing Promotion Supervisor

    PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Surabaya

    2010 - 2011

Riwayat Pendidikan

  • S1 - Bahasa dan Sastra Inggris

    Universitas Airlangga

    2007 - 2011

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga