Hendro Luhur

Lompatan dari Titik Nadir 

Boleh jadi, tahun 2016 bakal menjadi tahun kebangkitan bagi pt suparma tbk. perusahaan publik dengan kode emiten spMa yang memproduksi kertas itu, sempat mencatat titik nadir sepanjang sejarahnya. tahun 2015 lalu,  suparma merugi Rp 42 miliar. Deviden pun, terpaksa tak bisa dibagikan kepada para pemegang saham.

Keputusan itu, diambil dalam rapat umum pemegang saham (Rups) di Hotel shangri-la, surabaya, Rabu 25 Mei 2016, lalu. sebagai direktrur di perusahaan itu, Hendro luhur mengakui, ini baru pertama kali terjadi. 

Menurutnya, sepanjang tahun 2015 kondisi industri di indonesia memang cukup berat. Jika sejak 2007 kinerja penjualan selalu tumbuh di atas 5 persen, di tahun 2015 hanya tumbuh 4,9 persen. ini terjadi akibat turunnya daya beli masyarakat, menyusul terjadinya pelambatan ekonomi. padahal, 90 persen produk perusahaannya adalah untuk pasar dalam negeri. sedang 60 persen bahan baku masih impor. Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah rata-rata 11 persen.

Tahun ini, Hendro optimistis, kinerja perusahaannya akan tumbuh kembali. ini seiring membaiknya perekonomian dan kembali meningkatkan daya beli masyarakat.

Data periode Januari - april 2016 menunjukkan, penjualan netto yang dibukukan perseroan mencapai Rp 634 miliar. tumbuh 27,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. ini merupakan pertumbuhan terbesar yang dicapai perusahaan ini.

Hendro menyebut, naiknya penjualan netto tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas hingga 15,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Dia optimistis, hingga akhir tahun nanti kinerja dan penjualan berbagai produk pt suparma tbk akan kembali tumbuh di atas 5 persen hingga angka dua digit.

Beberapa produk buatan perusahaan ini meliputi coated Duplex Board, uncoated Duplex Board, kertas tulis dan print, samson Kraft paper, Wrapping Kraft, Ribbed Kraft, laminating sandwich, newsprint, pe laminating Kraft, Manifold paper, M.G. paper, Hand towel, Kertas tisu dan beberapa varian produk lainnya. Tahun 2016 ini, suparma memproyeksikan nilai penjualan sebesar Rp 2,1 triliun atau naik dibanding realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp 1,6 triliun atau naik 31,25 persen. total laba yang ditargetkan dari perusahaan kertas dan tisu yang berada di Jalan Mastrip tersebut mencapai Rp 58 miliar.

Manajemen perseroan menyatakan, guna mencapai target tersebut, perseroan akan terus meningkatkan kualitas produk. ada tiga jenis produk andalan yang dijual di pasaran, yakni duplex, kertas cokelat (bungkus makanan), dan tisu. Dari ketiga jenis produk itu, penjualan terbesar yakni 50 persen dari duplex, lalu 30 persen dari kertas coklat dan 20 persen dari tisu. 

Bagi Hendro, persoalan seperti itu, adalah tantangan. sejak bergabung di perusahaan itu pada 1997, dia menyebut sebagai lompatan dalam berkarir. 

ibarat atlet, titik tumpuan awalnya berkarier, berawal dari aktivitasnya di Kantor akuntan publik (Kap) Frans Widagdo.  ini dilakoni sejak dia masih duduk sebagai mahasiswa Fakultas ekonomi unair, sejak tahun 1989 hingga 1990.  Di lembaga itu, dia menjadi staf audit. 

Berkutat dengan deretan angka, rupanya menjadi hal menarik bagi Hendro. lepas dari Kap Frans Widagdo, beralih ke titik tumpuan lain. tahun 1990, dia pindah ke Kap prasetio utomo (arthur andersen). Di sana, dia kembalu meniti karir dari junior auditor hingga posisi manajer di tahun 1997. nah, di tahun 1997 itulah, dia mulai `melompat’ ke suparma, hingga sekarang. Baginya, konsep create your opportunities, adalah filosofi kera yang dianut Dengan konsep itu, orang tidak boleh takut membuat kesalahan, tidak takut menerima tantangan, dan tidak takut menghadapi perubahan. Sebagai putra arema, Hendro punya kesan tersendiri selama menjadi mahasiswa unair. Dia merasa punya sedikit ‘kelebihan’. cepat memahami ilmu yang diberikan para dosen di Fe unair. sehingga pada saat menyelesaikan studi, dia meraih ipK sebesar 3,45.

‘Kelebihan’ ini yang dibagi ke adik kelasnya, melalui kegiatan tentir atau tutorial class pada setiap hari sabtu. Kegiatan itu, dilakukan sejak semester V hingga selesai proses studi di Fe unair.

Memperbanyak Ilmu entrepreneurship

Ia menganut filosofi: Jika kita bisa membuat orang lain memahami ilmu yang kita bagi, maka kita sendiri sudah menguasai ilmu tersebut dengan baik.

Sebagai praktisi bisnis, Hendro luhur punya saran ke unair; harus meningkatkan porsi ilmu entrepreneurship di semua fakultas, baik secara teori maupun penerapannya. salah satunya, dengan menyelenggarakan kuliah tamu dengan mengundang pelaku usaha, pebisnis, praktisi atau profesional sebagai nara sumber. 

Dengan demikian, diharapkan orientasi mahasiswa/i setelah lulus kuliah adalah menciptakan lapangan kerja, bukan mencari pekerjaan. (*)

Copyright © Universitas Airlangga