Tjahja Nurrobi

Perjalanan dr. Nurrobi Masuk Dunia Militer sejak Jadi Dokter Muda

dr. RM Tjahja Nurrobi M. Kes SpOT (K) Hand memulai karirnya di dunia militer sejak tahun 1993. Kini dr. Nurrobi berprofesi sebagai Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Integrasi – Pusat Kesehatan TNI berpangkat Kolonel Laut (K) sekaligus dosen tetap di Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN).

Semasa kuliah, dr. Nurrobi aktif mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kempo dan di kepanitiaan skala nasional sebagai Ketua Panitia Kejuaraan Mahasiswa Nasional. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia Bapak Ir. Akbar Tanjung berkesempatan membuka kejuaran nasional tersebut.

“Selain itu, saya juga aktif di kegiatan lain, seperti kepanitiaan-kepanitiaan di kampus seperti kegiatan ospek, saya tidak tergabung menjadi anggota senat fakultas, naum aktif mengikuti kepanitiaan kampus,” ungkapnya.

Alumni Fakultas Kedokteran UNAIR itu menuturkan bahwa dia baru mengenal dunia organisasi semenjak berkuliah di UNAIR. Dari situ, kemudian dr. Nurrobi mulai menemukan soul dari skill strukturalnya. 

Pada saat menjadi Dokter Muda, dr. Nurrobi memutuskan untuk mengikuti Sepa Milsuk (Sekolah Perwira Militer Sukarela).  Pada saat itu, dia diajak oleh teman seangkatannya untuk mendaftar di Sepa Milsuk.

“Kebetulan dia sekarang masuk sebagai perwira Angkatan Darat dan saya sendiri sebagai perwira Angkatan Laut,” imbuhnya.

Tahapan proses seleksi Sepa Milsuk seperti tes seleksi tentara pada umumnya. Ada tes administrasi, tes psikotes, wawancara, hingga tes samapta. Karena pada saat itu dr. Nurrobi memiliki latar belakang di dunia dokter, proses seleksinya tidak seberat taruna.

“Sehingga pada tahun 1993, alhamdulillah saya diterima dan kemudian menjalani sekolah pendidikan selama 6 bulan di kodiklatal TNI AL Surabaya,” jelasnya.

Setelah menjalani sekolah pendidikan, dr. Nurrobi kembali melanjutkan studinya di UNAIR. Pada saat itu, dr. Nurrobi sudah berpangkat letnan dua (letda) hingga akhirnya dia menyelesaikan pendidikan kedokteran pada tahun 1995. 

Setelah menyelesaikan studi, dr. Nurrobi dilantik sebagai dosen dan diangkat menjadi letnan satu (Lettu).  Seiring berjalannya waktu, alumni kelahiran Surabaya itu menyadari passion-nya di jalur structural, dibanding jalur fungsional. 

“Meskipun secara fungsional, saya sekarang sebagai seorang dokter spesialis orthopedi dan traumatologi serta juga masih praktik di konsultan bedah tangan dan mikro. Namun, passion saya masih kearah manajerial struktural,” terangnya.

Setelah lulus dari FK UNAIR, dr. Nurrobi melakukan dinas selama tujuh tahun. Barulah di tahun 2002, dia mengambil spesialis Orthopedi. Saat ini, dia menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Integrasi di Pusat Kesehatan TNI.

Dia juga berprofesi sebagai dosen tetap di Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN) sebagai dosen FK militer. Dia juga menjabat sebagai Kepala Sekretariat RSUD Wisma Atlet Kemayoran

Suka Duka selama Berkarir di Dunia Militer

Pada saat masih awal awal sebagai tentara berpangkat letnan, dr. Nurrobi ditempatkan  pertama di batalyon Kesehatan marinir di Surabaya. Selama menjadi marinir, setiap hari dia berada di lapangan untuk latihan dan apel. Dr. Nurrobi pernah mendayung perahu karet, mengikuti raid amphibi di tengah laut. 

“Saya juga pernah tidur ngalong diatas pohon, hingga mengikuti latihan ditembak pelatih saat merayap. Kemudian saya juga pernah penugasan di daerah operasi di Timor Timur, di Aceh, sampai ada beberapa rekan yang gugur di sana,” ungkapnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, sudah tinggal sukanya saja. Dia beberapa kali melakukan tugas ke luar negerI mewakili Indonesia untuk melaksanakan pelatihan. 

“Saya pernah mewakili Indonesia pada saat mengikuti penugasan Medical Strategic Leadership Program (MSLP) di San Antonio, Texas,” ucapnya.

Motivasi Terbesar dan Prinsip dr. Nurrobi 

Pada dasarnya, dalam melakukan segala hal, dr. Nurrobi selalu menanamkan rasa optimis di dalam dirinya. Dengan demikian, pada saat melakukan tugas atau pekerjaan tertentu, target yang ingin dicapai akan lebih mudah dicapai. 

Semakin bertambahnya pengalaman dan masa dinas, dr, Nurrobi semakin ditempa dan memiliki kemampuan untuk mengatur strategi dalam mencapai tujuan atau target. dr. Nurrobi pada awalnya bercita-cita ingin menjadi Duta Besar WHO (World Health Organization).

“Jadilah orang yang optimis. Gapailah target dan cita-citamu setinggi langit,” tuturnya.

Keinginan dr. Nurrobi untuk menjadi Duta Besar WHO, terinspirasi dari Rektor UNAIR Prof. Dr. H.R. Soedarso Djojonegoro, dr., AIF yang pada saat itu menjadi duta besar United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF).

“Alhamdulillah, sekarang pada saat saya berkarir di Puskes TNI, sudah dua tahun saya dipercaya sebagai Kepala Unit Kerjasama dan Bakti Kesehatan. Di sana saya banyak sekali berhubungan dengan orang-orang asing,” ungkapnya.

Selama hampir dua tahun, dr. Nurrobi sering pergi ke luar negeri. Motivasi terbesarnya hanya bermodal optimis saja. Dia bekerja sesuai dengan target dan menerapkan kerja ikhlas. (*)

Riwayat Pekerjaan

  • Kabid Yankesin

    Pusat Kesehatan TNI

  • Kaunit Kermabaktikes

    Pusat Kesehatan TNI

  • Mabesal, RSAL dr Mintohardjo, Depkesla, Kasubdep UGD

  • Mabesal, RSAL dr Mintohardjo, Depkesla, Kasi KUBT

Riwayat Pendidikan

  • S3 Epidemiologi Peminatan Epidemiologi Komunitas

    Universitas Indonesia

  • S2 Ilmu Kedokteran Dasar

    Universitas Airlangga

    2005

  • S1 Pendidikan Dokter

    Universitas Airlangga

    1995

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga