Aji Suryana Jamaluddin Jadayat

Memilih Jalan Pengabdian pada Tanah Kelahiran

“Jalan yang jauh, jangan lupa memberikan kontribusi dan sumbangsih untuk membangun tempat kelahiran”

Aji Suryana Jamaluddin Jadayat merupakan sosok alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan tahun 1990. Ia menjadi salah satu alumni UNAIR dengan kiprah karier yang mengesankan. Saat ini, laki-laki yang akrab disapa Aji itu merupakan owner dari Kantor Notaris & Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Aji Suryana JJ, SH di Samarinda, Kalimantan Timur.

Hidup sebagai Perantau

Membutuhkan perjuangan hebat bagi Aji untuk dapat menduduki jabatannya saat ini. Termasuk menempuh pendidikan sebagai mahasiswa perantauan. Pilihannya melabuhkan hati pada UNAIR sebagai tempat menimba ilmu mengharuskan Aji terpisah jarak ribuan kilo dari tanah kelahirannya.

Tak mudah bagi Aji menjadi seorang perantau. Aji bercerita, dirinya sempat merasa culture shock. Lantaran, ia merasakan drastisnya perbedaan pada kehidupan baru di tanah rantau. Kebiasaan, pergaulan, bahasa, hingga cita rasa makanan yang asing menuntut dirinya untuk terus beradaptasi. Menyiasati keresahan itu, Aji mencoba berbagai cara. Salah satunya adalah dengan aktif merangkai pertemanan dengan rekan-rekan sesama perantau dari berbagai pulau. 

Meski sempat merasakan kendala, tetapi Aji menyadari bahwa kehadirannya di tanah rantau justru menjadi cerita mengesankan untuk diingat hingga saat ini. "Dulu pada awal-awal, saya kesulitan berkomunikasi dengan teman-teman di Surabaya atau di Jawa Timur. Tetapi di UNAIR saat itu juga banyak mahasiswa dari berbagai daerah kan, jadi waktu itu saya lebih banyak berteman dengan mereka. Kami merasa senasib sepenanggungan," terang Aji.

Fokus pada Misi

Selama duduk di bangku kuliah, ia lebih banyak aktif dalam kegiatan akademik. Selaras dengan misinya yang ingin cepat lulus, alih-alih terjun dalam berbagai kegiatan organisasi, Aji lebih berfokus untuk segera menuntaskan studi. “Saya fokusnya bagaimana supaya saya cepat lulus. Alhamdulillah bisa tepat delapan semester menyelesaikan pendidikan di UNAIR,” ujar Wakil Ketua IKA UNAIR Kalimantan Timur itu.

Resmi mendapat gelar sarjana, Aji kembali melanjutkan pendidikannya. Dengan dorongan keluarga dan sahabatnya, ia melanjutkan studi spesialis kenotariatan pada almamater yang sama, Universitas Airlangga pada tahun 1995.

Selepas lulus, ia pernah menekuni berbagai pekerjaan. Ia pernah menjadi seorang staf pada Biro Perkreditan Kantor Pusat Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Timur tahun 1994 hingga 1995. Kemudian, ia melanjutkan karier bidang hukum dengan menjabat sebagai Kepala Bagian Legal, Personalia dan Umum PT Saripermindo Murni Surabaya dari tahun 1995 hingga 1998. Setelahnya, ia bekerja sebagai pengacara dan konsultan hukum di Surabaya hingga tahun 2004. 

Mengabdi pada Tanah Kelahiran

Usai merampungkan pendidikan dan mencicipi karier di Surabaya, tanpa berpikir panjang Aji segera kembali ke tanah kelahiran. Keinginannya untuk membawa perubahan dan sumbangsih bagi kota yang membesarkannya itu begitu besar.

Baginya, bekerja bukan hanya perihal mengisi perut dan meraih kemapanan hidup. Aji menilai, Kalimantan Timur, khususnya Samarinda memiliki potensi yang begitu besar untuk dikembangkan. Karena itu, ia berharap dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan kampung halamannya itu. "Ya, saya kembali ke Surabaya hanya satu tahun. Lalu kembali lagi ke Samarinda. Dari awal memang ingin memang mengabdi ke Samarinda. Ingin memberikan kontribusi dan membangun tempat kelahiran," terangnya.

Di kampung halaman, Aji pernah menjabat sebagai dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda pada tahun 2004 hingga 2008. Sembari mengajar, Aji juga mendirikan Kantor Notaris & PPAT Kota Samarinda yang telah ia nahkodai sejak 2004 hingga sekarang.

Bangga jadi Bagian UNAIR

Aji merasa begitu bangga pernah menjadi bagian dari Ksatria Airlangga. Terlebih lagi, sejak dulu UNAIR menduduki posisi penting sebagai jajaran perguruan tinggi terbaik di Indonesia. "Tidak dapat dipungkiri bahwa lulusan UNAIR itu memiliki nilai lebih daripada lulusan lokal di sana. Contoh di tempat saya, lulusan UNAIR itu jadi punya nilai tambah untuk jadi pertimbangan bekerja," ujarnya.

Bagi Aji, keberhasilannya menduduki jabatan saat ini tidak dapat terlepas dari peran dan sumbangsih UNAIR sebagai tempatnya menimba ilmu. Ada banyak ilmu dan prinsip yang ia dapat dan masih terus ia pegang. Salah satu prinsip itu adalah kemandirian yang membentuknya menjadi sosok seperti saat ini. “Yang saya dapat dari UNAIR dan masih saya pegang hingga saat ini adalah prinsip kemandirian, bagaimana kita harus bisa survive. Apalagi selama kuliah saya menjadi mahasiswa perantau, jadi dilatih untuk membentuk karakter diri,” ucapnya.

Merasa bangga, Aji menyimpan banyak harap bagi perkembangan UNAIR Ke depan. Ia berharap agar UNAIR dapat terus menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Besar harapan Aji agar UNAIR konsisten mencetak lulusan unggul yang berkontribusi besar bagi bangsa dan negara. "Tentu saja saya bangga bahwa Fakultas Hukum UNAIR bisa menjadi salah satu fakultas hukum terbaik di Indonesia. Semoga bisa terus melahirkan lulusan-lulusan unggul," harapnya.

Riwayat Pekerjaan

  • Owner

    Notaris & PPAT Kota Samarinda

    2004

  • Dosen Fakultas Hukum

    Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

    2004 - 2008

  • Pengacara & Konsultan Hukum di Surabaya

    1998 - 2004

  • Kepala Bagian Legal, Personalia & Umum

    P.T. Saripermindo Murni Surabaya

    1995 - 1998

  • Staf

    Biro Perkreditan Kantor Pusat Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Timur

    1994 - 1995

Riwayat Pendidikan

  • Spesialis Ilmu Notariat

    Universtas Airlangga

    1995

  • Sarjana Hukum

    Universtas Airlangga

    1990

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga