Mundakir

Memilih Jalan Akademisi

“Selama niat kita baik, proses yang kita lakukan itu baik, InshaAllah hasilnya baik”

Hidup adalah tentang sebuah pilihan, banyak orang yang bekerja tidak sesuai dengan passion-nya dan hanya ingin sekedar mengumpulkan pundi-pundi rupiah saja. Bukankah menjadi suatu hal yang sangat menarik jika ada seseorang yang bekerja sesuai dengan passion-nya tanpa harus memikirkan uang? Salah satunya adalah Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep., lelaki kelahiran Lamongan itu merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama, Al Islam Kemuhammadiyahan dan Digitalisasi Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Baginya mengajar bukan hanya profesi yang menjadi sumber penghasilan, tetapi juga sebuah panggilan jiwa. Selain itu, menjadi bagian dari ksatria airlangga, Mundakir bertekad untuk selalu menebar manfaat bagi sesama.

Bagian dari Angkatan Awal S1 Keperawatan 

Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran merupakan hasil upaya bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Kesehatan dan lembaga terkait lain yang telah mengadakan lokakarya secara intensif sejak tahun 1998. Sebagai langkah selanjutnya, maka pada bulan Desember 1997 dibentuklah Kelompok Kerja Keperawatan di Konsorsium Ilmu Kesehatan FK UNAIR. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga telah ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan dari Dirjen Dikti No: 122/Dikti/Kep/1999, tanggal 7 April 1999 untuk menyelenggarakan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan (Program Pendidikan Ners). Pada tanggal 20 Juni 2008 berdasarkan SK rektor nomor 5404/J03/OT/2008 ditetapkan bahwa PSIK FK Unair berubah status menjadi Fakultas Keperawatan.

Mundakir menjadi bagian dari salah satu mahasiswa awal di S1 keperawatan Universitas Airlangga (UNAIR). Ia bercerita bahwa atmosfer perkuliah saat itu sangat terasa, apalagi sebagai anak daerah yang berkuliah di salah satu kampus terbaik di Indonesia.

“Karena saat itu masih berada dibawah Fakultas Kedokteran, saya juga sempat merasakan belajar di ruang kuliah propadeus. Dengan nuansa gedung klasik, kami sangat terkesan,” ujar Mundakir.

Selain itu, tambahnya, dosen-dosen seperti Prof. Sunarko, Prof. Taat dan Prof. Nursalam sangat menginspirasi mahasiswa khususnya kami di keperawatan. Gairah akademik dan non akademik juga dirasakannya dengan mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti himpunan mahasiswa dan Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) yang merupakan organisasi mahasiswa, beranggotakan lembaga kemahasiswaan Ilmu Keperawatan di Indonesia.

“Sangat menyenangkan dengan berbagai kegiatan akademik dan non akademik yang berimbang,” jelas Mundakir.

Tidak Merasakan Dunia Praktisi

Lulus dari S1 Keperawatan pada tahun 2003, Mundakir lantas langsung melanjutkan Pendidikan Profesi Ners di UNAIR dan lulus di 2004. Di tahun 2005, melalui program DPK, Mundakir berhasil lolos sebagai dosen dan diangkat sebagai aparatur sipil negara (PNS) di Kopertis dan kemudian ditempatkan di perguruan tinggi tertentu.

“Sebagai dosen PNS DPK yang umumnya mengajar di perguruan tinggi swasta, saya diberi kebebasan memilih kampus yang sesuai dengan bidang saya. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya saya memilih Universitas Muhammadiyah Surabaya,” paparnya.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2007, Mundakir berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia (UI). Saat itu, tandasnya, hanya UI yang menyediakan S2 keperawatan di Indonesia. 

“Lulus dari UI, saya sempat mengikuti short course di Hamilton College, Adelaide City, Australia selama satu tahun,” ungkap Mundakir.

Lebih lanjut, ia bercerita pada tahun 2009, Mundakir juga diamanahi menjadi Ketua Program Studi S1 Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Tahun berganti, 2013-2017 sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. 

“Tahun 2017, saya ditunjuk menjadi Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya sampai tahun 2021. Setelah itu diamanahi menjadi Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama, Al Islam Kemuhammadiyahan dan Digitalisasi Universitas Muhammadiyah Surabaya,” papar Mundakir.

Ksatria Airlangga dan Privilege-nya

Mundakir menuturkan bahwa menjadi mahasiswa di Universitas Airlangga adalah kesempatan emas yang harus disyukuri. Bentuk implementasi syukur itu, lanjutnya, adalah belajar dengan sungguh-sungguh.

“Selama niat kita baik, proses yang kita lakukan itu baik, InshaAllah hasilnya baik,” jelasnya.

Kepada alumni, Mundakir berpesan bahwa dimanapun berada, amanah apapun yang diberikan, sebisa mungkin dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Segala tindak tanduk alumni secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi nama universitas tercinta.

“Sangat penting untuk memahami dan menghayati pesan-pesan moral Universitas Airlangga. Selalu menjaga integritas, moralitas sehingga keberadaan kita bermanfaat, baik bagi diri kita sendiri, bagi keluarga dan masyarakat secara umum,” pungkasnya.

Riwayat Pekerjaan

  • Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama, Al Islam Kemuhammadiyahan dan Digitalisasi

    Universitas Muhammadiyah Surabaya

    2021 - now

  • Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Surabaya

    2017 - 2021

  • Wakil Dekan 1 (Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama)

    Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

    2013 - 2017

  • Ketua Program Studi (KAPRODI) Program Studi S1 Keperawatan

    Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

    2009

Riwayat Pendidikan

  • Doktor Ilmu Kesehatan

    Universitas Airlangga

    2017

  • Magister Keperawatan

    Universitas Indonesia

    2009

  • Profesi Ners

    Universitas Airlangga

    2004

  • S1 Keperawatan

    Universitas Airlangga

    2003

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga