Jordan Bakhriansyah

Medis Kardiovaskular Harus Mengikuti Kemajuan Teknologi

“Semakin maju teknologi yang dimiliki harusnya dunia kedokteran dapat lebih maju”

Tertarik dengan berbagai film bergenre hukum seperti Law & Order dan sebagainya membuat Jordan Bakhriansyah sempat berkeinginan untuk menjadi seorang pengacara.  Namun takdirnya berkata beda, ibunya yang dulu bercita-cita ingin menjadi perawat dan belum bisa terwujud yang pada akhirnya memberikan motivasi kepada Jordan untuk menjadi seorang tenaga medis yaitu dokter. Jordan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sederhana. Keluarganya pindah dari Bali ke Surabaya karena alasan tugas ayah sebagai seorang TNI Angkatan Laut.

Masa Kuliah

Mengingat ke belakang sekitar 25 tahun yang lalu, saat awal Jordan memantapkan pilihannya berkuliah di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR). Saat itu, profesi dokter sangat identik dengan kemewahan dan tingkat keketatan untuk masuk yang luar biasa. 

“Berbeda dengan sekarang, pada tahun saya masuk, hanya ada satu jalur untuk masuk FK yaitu UMPTN,” ujar Jordan.

Masa perkuliahan pun dijalani Jordan dengan berbagai kegiatan. Saat teman-temanya aktif di organisasi kemahasiswaan, Jordan justru memilih jalan berbeda. Ia aktif mengikuti berbagai perlombaan. Satu-satunya organisasi yang sempat ditekuni Jordan adalah Kelompok Peduli AIDS (KPA).

“Hal-hal yang dianggap tidak bergengsi oleh sebagian orang, tetapi bagi saya bahwa para penderita HIV/AIDS justru membutuhkan support dari kita,” jelas Jordan.

Lebih lanjut, Jordan bercerita bahwa walaupun berkuliah di tengah kondisi krisis moneter yang mengancam Indonesia saat itu, dengan kesungguhannya, Jordan tetap bisa melanjutkan dan lulus tepat waktu. 

Memilih Spesialis Jantung dan Kardiovaskular

Dalam proses perjalanan pendidikan yang dijalani, stase jantung dan kardiovaskular merupakan stase yang dirasa sangat sulit dimengerti olehnya. Berjalan kurang lebih 12 minggu di stase penyakit dalam, 2 minggu diantaranya adalah bagian jantung dan kardiovaskular. 

"Begitu sulitnya saya memahami stase ini, mulai dari hari pertama hingga hari terakhir, pemahaman saya juga masih sangat kurang," ucap Jordan.

Pernah suatu ketika, lanjutnya, saat ia dan circle kecil nya yang beranggotakan teman sesama mahasiswa FK laki-laki saling bertanya, singkatnya, "nanti setelah lulus mau ambil spesialis apa?"

"Satu per satu teman saya menjawab mau jadi spesialis ortopedi, paru, dan lain-lain. Pada giliran saya, justru saya bingung untuk memilih apa. Hingga terlontarkan spesialis jantung dan kardiovaskular yang mana itu adalah stase yang sangat sulit saya pahami sendiri," papar Jordan.

Perjalanan pendidikan spesialis Jordan dimulai pada tahun 2004, saat itu hanya ada dua kampus yang menyediakan pendidikan spesialis jantung dan kardiovaskular di Indonesia, di UI dan UNAIR. 

"Seingatnya saya cukup banyak peminatnya saat itu, namun yang mengikuti hingga tahap seleksi akhir ada 6 orang dari berbagai universitas. Hingga pada pengumuman akhir, nama saya terpampang satu dari lima yang berhak melanjutkan pendidikan spesialis jantung dan kardiovaskular dan merupakan satu-satunya dari UNAIR saat itu," jelas Jordan.

lebih lanjut, Jordan mengungkapkan bahwa seolah ucapan adalah doa yang menghampirinya, ia mengikuti program spesialis dengan sungguh-sungguh. Berbagai kemudahan selalu menghampiri dalam setiap proses yang dijalani. Disamping ada keluarga, sejawat dan dosen pun sangat membantu dalam proses perjalanan pendidikan spesialis. Hingga pada akhirnya, tahun 2012 lalu, Jordan berhasil menamatkan pendidikan spesialisasinya.

Menjadi Dosen di FK UBAYA

Fakultas kedokteran Universitas Surabaya merupakan salah satu FK termuda di Surabaya. Jordan menjadi bagian dari berdirinya FK UBAYA pada tahun 2015. Berbagai kelengkapan administrasi, fasilitas penunjang dilengkapinya hingga mendapatkan izin dari Kemenristekdikti RI. Tahun 2016 adalah tahun pertama FK UBAYA menerima mahasiswa dan di akhir tahun 2022 ini akan meluluskan dokter pertamanya. 

"Saya sangat bersyukur dan bangga melihat dari awal berdiri. Tidak mudah memang, namun berkat kolaborasi bersama, saya yakin pasti bisa," ucap Jordan.

Dibalik hal itu, ada hal menarik yang melatarbelakangi dirinya berkarir sebagai dosen atau pendidik. Menurut Jordan, ego dalam dirinya saat itu sangat besar untuk mengajar. Disamping passionnya praktik di rumah sakit. Ia ingin memiliki wadah untuk menyebarluaskan keilmuan yang telah dimiliki.

"InsyaAllah dalam waktu dekat FK UBAYA akan memiliki rumah sakit pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran mahasiswa," ujar Jordan

Menjadi Ketua PERKI

Perki atau Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia adalah organisasi yang sudah sangat mapan dalam segala aspek. Tahun 2022 tepatnya bulan Agustus lalu, secara aklamasi, Jordan terpilih sebagai ketua PERKI cabang Surabaya. PERKI Surabaya merupakan cabang kedua terbesar di Indonesia yang membawahi sekitar 190an dokter dari ujung barat hingga ujung timur Jatim.

Misi Jordan adalah ingin mengembalikan marwah berorganisasi di PERKI. Karna seperti pada umumnya, jika sebuah organisasi sudah besar, tapi hanya pengurusannya saja yang muncul ke permukaan. 

"Saya ingin semua anggota PERKI ikut merasakan, memiliki dan memiliki kecintaan untuk berorganisasi," ujar Jordan.

Kardiovaskular Kedepannya

Sebagai salah satu orang yang sangat mengagumi IT, Jordan berharap layanan bidang kardiovaskular kedepan semakin maju mengikuti perkembangan teknologi dengan tetap berpedoman pada sisi humanisme dan etika seorang dokter. 

“Pandemi merupakan salah satu bukti bahwa teknologi dapat berjalan selaras dengan dunia kedokteran. Semakin maju teknologi yang dimiliki harusnya dunia kedokteran dapat lebih maju," pungkasnya.

Jordan berpesan kepada mahasiswa untuk selalu menikmati proses belajar itu. Menurutnya mahasiswa saat ini harus mampu bekerja multitasking. Selain itu, tandasnya, kemampuan berorganisasi ataupun skill komunikasi harus terus dikembangkan.

Riwayat Pekerjaan

  • Dosen Fakultas Kedokteran

    Universitas Surabaya

    2016 - now

  • Dokter Mitra

    RS Adihusada Kapasari

    2012 - now

  • Kepala Departemen Pelayanan Medis

    RS Husada Utama Surabaya

    2019 - now

  • Dokter Tetap

    RS Husada Utama Surabaya tahun

    2012 - now

Riwayat Pendidikan

  • Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

    Universitas Airlangga

    2012 - 2006

  • S1 Kedokteran

    Universitas Airlangga

    1997 - 2004

Alumni Berprestasi

Copyright © Universitas Airlangga