Aktivis Masjid Nuruzzaman yang Kini Bankir
Yudi Wahyu Maharani adalah aktivis kerohanian Islam saat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (FE Unair). Saat ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB Unair).
Semasa dia kuliah di FEB Unair rentang waktu 1995 – 1991 ia lebih banyak menghabiskan waktunya dalam berbagai kegiatan kerohanian Islam di Masjid Nuruzzaman Kampus B Unair.
Di Masjid Masjid Nuruzzaman,Yudi juga berteman akrab Rektor Unair saat ini, Prof Moh. Nasih yang juga sama-sama aktivis Masjid kala itu.
Yudi mengenang masa lalunya di Unair yang menurut ceritanya ia memiliki tantangan belajar tersendiri. “Selama menjadi mahasiswa, dengan segala keterbatasan sarana prasarana saya tetap memiliki orientasi agar bisa lulus dari FE,” tuturnya.
Apalagi, tutur Yudi, jurusan akuntansi yang ia pilih mata kuliahnya harus berantai mulai dasar-dasar Akutansi sampai Anvanced, Cost Accounting dll. Mata kuliah itu ada di semester masing-masing jadi harus lulus pada semester yang sama. Itu jadi tantangan tersendiri.
“Kalau di semester ganjil maka jika gagal harus ulang di semester ganjil berikutnya. Sebaliknya jika genap juga harus di selesaikan semester genap.
Ini menjadi tantangan tersendiri. Harus diperhitungkan supaya kuliah tidak molor,” tuturnya.
Pria kelahiran Magetan ini mengatakan selama menjadi mahasiswa di FE (FEB) Unair memang lebih banyak di Masjid Nuruzzaman. Sebab dia adalah anak kos-kosan yang tempat kosnya tidak jauh dari Kampus B Unair saat itu.
Karena itu, kata Yudi, ia tidak terlalu aktif dalam kegiatan lain mahasiswa Unair. Bahkan, katanya, masih lebih aktif saat masih di bangku SMA Negeri Kertosono yang aktif di Pramuka, Karang Taruna dll.
“Ya paling-paling di akhir-akhir kuliah ikut badminton, terus Koperasi (Kopma), kadang ikut pameran-pameran, dan pengajian ya,” ujarnya.
Karena anak kos, kata Yudi, memasuki masa-masa akhir kuliah ia mulai belajar cari uang. Misalnya, ada kontrak pekerjaan dengan KUD-KUD di Jatim untuk bikin laporan, keuangan KUD Mandiri , dan dilanjut pekerjaan-pekerjaan proyek dengan kantor akuntansi. “Saya pernah diajak dosen-dosen FE seperti almarhum Pak Edy Subyakto dan Profesor Muslich (mantan Dekan FEB),” kata Yudi.
Yudi juga mengaku keberhasilannya menyelesaikan kuliah di FEB Unair, juga banyak terbantu kekompakan dengan teman-teman satu angkatan, teman dekat, dosen, serta koleksi perpustakaan
Meniti Karir di Kantor Akuntansi Publik
Sebelum lulus dari FEB Unair Yudi Wahyu Maharani menjadi auditor di KAP (Kantor Akuntan Publik) Dr. Supoyo, perusahaan daerah dan rekan yang kliennya perusahaan swasta instansi kayu olahan laut, perusahaan tekstil, dan perusahaan hotel.
Setelah dari KAP hampir 3 (tiga) tahun Yudi bekerja di bank swasta nasio nal. Lalu selama lebih 7 (tujuh) tahun di PT Bank SBL Wilayah 1 (Java) dan ditempatkan di Cabang Surabaya .
Pada 1998, Yudi masuk Bank Jatim menjadi anggota dewan audit, anggota komite audit, staf ahli komisaris, komite pemantau risiko, pemimpin divisi, kemudian pemimpin divisi audit lalu divisi perencanaan strategi & penilaian Kinerja PT Bank Jatim Tbk.
Pada 2018 Yudi dipercaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam hal itu Gubernur Jatim, Dr H. Soekarwo untuk memimpin PT Bank BPR Jatim yang populer dengan sebutan Bank UMKM Jawa Timur. Yudi Wahyu Maharani menjadi direktur utama (dirut) Bank UMKM Jawa Timur.
Menurut Yudi tantangan yang dibebankan Gubernur Jatim di Bank UMKM ialah harus mengelola aset sekitar Rp 2,4 T di 32 cabang di Jawa Timur dengan hampir 1150 karyawan.
Yudi Wahyu Maharani juga lama berkecimpung di Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI). Ia jadi pengurus IAI Jatim Periode 2014-2017 Bidang Keanggotaan dan pada periode 2018-2022 di Bidang Korporat-Korporat.
Selain itu bersama guru besar FEB, Prof Ciptohadi Sawarjuwono menjadi pengurus ACFE Indonesian Chapter JawaTimur (Assosiation Certifite Fraud Examier ) S dan Sertifikasi Anti Fraud Internasional.
Harapan tentang Indonesia ke depan, kata Yudi, ia berharap budaya dan lingkungan kerja yang bersih dengan tata kelola yang baik harus bisa diwujudkan. “ Saya berharap singkat saja,” tuturnya.