Adi Sutarwiyono

Dari Aktivis Kampus, ke Wartawan, Lalu ke Dewan
Adi Sutarwiyono semasa kuliah di FISIP Universitas Airlangga adalah seorang aktivis kampus. Setelah lulus, ia sempat menjadi wartawan Harian Surya Surabaya. Kemudian, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan (FPDIP).

Memperjuangkan Komite Etik Wakil Rakyat
Era reformasi membuka mata banyak orang terhadap kinerja parlemen. Kritik dan sorotan tajam dari masyarakat mengalir deras. Menghadapi situasi tersebut, banyak anggota dewan yang menutup mata dan telinga, namun ada pula yang gelisah dan ingin melakukan perubahan. Salah satunya adalah Adi Sutarwiyono.

Pada tahun 2005, tidak lama setelah bergabung di DPRD Surabaya, Adi terlibat aktif dalam Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPRD, duduk sebagai wakil ketua mewakili Fraksi PDIP. Fokusnya adalah peningkatan kinerja DPRD dalam bidang anggaran.

Namun, ia menyadari bahwa fungsi pengawasan DPRD, khususnya dalam pengelolaan APBD, masih sangat lemah. Untuk mencari solusi, Adi mengikuti studi singkat selama 3 minggu di Australian Public Accounts Committee, Melbourne. Sepulang dari sana, ia mulai gencar memperjuangkan pembentukan komite etik dewan.

Melalui Pemilu Legislatif 2019, Adi kembali maju sebagai calon anggota DPRD Surabaya, dengan harapan dapat lebih sungguh-sungguh memperjuangkan aspirasi masyarakat Kota Surabaya.

Pernah di Pramuka dan Wanala
Sejak masih di FISIP energi Adi memang meruah. Di luar aktivitas akademik, dia aktif dalam sejumlah organisasi dan kegiatan. Baik di dalam maupun luar kampus. Misalnya, ia sempat terjun di Gerakan Pramuka, Wanala, hingga menjadi penulis di penerbitan kampus Unair. Di luar itu, dia juga sempat aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).  
Selain capaian akademik, berbagai aktivitas itu pula yang mengantar Adi terpilih sebagai mahasiswa teladan se-Unair. Dia juga terpilih sebagai lulusan terbaik ketika itu. 
Dia juga termasuk yang terlibat dalam aksi demonstrasi di kampus, bertitel urun rembug anti-BPPC (Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkih). Aksi mengkritik pemerintah Orba pada sekitar 1991 itu terhitung demo pertama yang dilakukan di Unair.
Di luar kampus Adi juga aktif di dunia pergerakan. Aktivitasnya di salah satu LSM yang konsen pada persoalan buruh juga membuatnya pernah ikut merasakan dibuntuti dan diburu aparat negara, termasuk saat melakukan pertemuan terbatas bersama para aktivis lainnya.  (*)
 

Riwayat Pekerjaan

  • Anggota Dewan

    DPRD Surabaya

    2019 - 2024

  • Wartawan

    Harian Surya Surabaya

Riwayat Pendidikan

  • Sarjana

    Universitas Indonesia

    1987

Alumni Berprestasi

Tidak ada data

Copyright © Universitas Airlangga